Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Paru-paru Manusia Saat Terkena Virus Corona?

Kompas.com - 27/03/2020, 17:29 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Virus corona sampai dengan hari ini telah menginfeksi lebih dari setengah juta populasi manusia dunia.

Melansir dari Worldometers ada 532.237 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kematian sebanyak 24.089 dan sembuh 124.326.

Virus yang dikenal dengan nama Sars-CoV-2 ini diketahui dapat menyerang paru-paru para penderitanya.

Baca juga: Tanya Jawab Seputar Covid-19 pada Kehamilan, Melahirkan, dan Menyusui

Lantas bagaimana virus tersebut bisa memengaruhi seseorang?

Prof John Wilson, Presiden terpilih dari Royal Australasian College of Physicians yang juga merupakan seorang dokter mengatakan, hampir semua konsekuensi serius dari Covid-19 adalah fitur pneumonia.

Melansir dari The Guardian, Wilson mengatakan orang yang mengalami Covid-19 dikategorikan dalam empat kategori.

Kategori yang paling tidak serius, yakni orang-orang yang memiliki virus tetapi tak bergejala.

Kategori berikutnya adalah mereka yang terinfeksi pada saluran pernafasan bagian atas.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Gejala ringan

Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.AFP/STR/CHINA OUT Petugas medis membawa seorang pasien yang diduga terinfeksi virus misterius mirip SARS, ke rumah sakit Jinyintan, di Kota Wuhan, China, Sabtu (18/1/2020). Virus misterius mirip pneumonia telah menjangkiti puluhan orang dan menelan korban jiwa kedua di China, menurut pemerintah setempat.

Umumnya mereka akan mengalami demam dan batuk serta gejala ringan seperti sakit kepala dan konjungtivitis (peradangan pada selaput mata).

Pada kategori ini mereka tergolong sebagai orang-orang dengan gejala ringan yang dapat menularkan virus meskipun tidak menyadarinya.

Sedangkan kategori dengan jumlah banyak dan paling mungkin datang ke rumah sakit adalah mereka yang memiliki gejala serupa flu, yang membuat mereka sampai tidak bisa bekerja.

Sedangkan kelompok terakhir adalah mereka yang mengembangkan penyakit parahnya disertai pneumonia.

"Di Wuhan, ternyata dari mereka yang dites positif dan mencari bantuan medis, sekitar 6% menderita penyakit parah," kata Wilson.

Menurut WHO, orang tua, dan orang-orang dengan masalah mendasar seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung dan paru-paru atau diabetes, lebih mungkin mengalami ini.

Baca juga: Corona Bisa Menular dari Orang Tanpa Gejala, Bagaimana Mengujinya?

Bagaimana pneumonia bisa berkembang?

Ilustrasi pneumoniaShutterstock Ilustrasi pneumonia

Saat orang dengan Covid-19 mengalami batuk dan demam, Wilson mengatakan itu adalah hasil dari infeksi yang telah mencapai pohon bronkial, yakni saluran udara yang memiliki fungsi mengalirkan udara keluar dari paru-paru.

”Lapisan pohon pernapasan menjadi terluka, menyebabkan peradangan. Ini pada gilirannya mengiritasi saraf di lapisan jalan napas. Seperti setitik debu yang dapat merangsang batuk,” katanya lagi.

Tapi itu menjadi buruk, ketika virus melewati jalan napas dan pergi ke lokasi unit pertukaran gas yang ada di ujung batang.

"Jika terinfeksi, mereka merespons dengan menuangkan bahan radang ke dalam kantung udara yang ada di bagian bawah paru-paru kita," ujar Wilson.

Jika kantung udara mengalami peradangan, Wilson mengatakan itu bisa membuat cairan masuk ke paru-paru dan membuat seseorang mengalami pneumoia.

Paru-paru yang kemudian penuh oleh cairan inflamasi tak akan dapat oksigen yang cukup untuk mengalirkan darah.

Sehingga kemampuan tubuh untuk mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida menjadi berkurang.

“Itulah umumnya yang menjadi penyebab kematian pada pneumonia berat,” imbuhnya.

Baca juga: 4 Hari Dikira Pneumonia, Seorang Pengacara di New York Positif Virus Corona

Bagaimana mengobati pneumonia?

Prof Christine Jenkins, Ketua Lung Foundation dan juga seorang dokter pernapasan terkemuka mengatakan, sejauh ini belum diketahui bagaimana menccegah orang mengalami pneumonia akibat Covid-19.

“Orang-orang sudah menguji coba semua jenis obat dan kami berharap menemukan berbagai kombinasi obat virus dan anti-virus yang bisa efektif," kata dia.

Sayangnya sampai dengan hari ini belum ada terapi yang ditetapkan selain dari perawatan suportif yang diberikan saat pasien dirawat intensif.

"Kami memberikan ventilator dan mempertahankan kadar oksigen yang tinggi sampai paru-paru mereka dapat berfungsi dengan cara yang normal lagi ketika mereka pulih," kata Jenkins.

Sementara itu, Wilson mengatakan pasien dengan pneumonia virus juga berisiko terkena infeksi sekunder sehingga mereka memerlukan antibiotik selain antivirus.

“Dalam beberapa situasi itu tidak cukup. Pneumonia menjadi tidak terkendali dan pasien tidak selamat,” ucapnya.

Baca juga: Jadi Pandemi Global, Kenali 3 Gejala Awal Covid-19

Apakah pneumonia Covid-19 berbeda?

Jenkins mengatakan pneumonia Covid-19 berbeda dengan kasus pneumonia yang umum ada di rumah sakit.

“Sebagian besar jenis pneumonia yang kita ketahui di rumah sakit adalah bakteri, dan mereka merespons antibiotik,” katanya lagi.

Wilson mengatakan bukti menunjukkan bahwa pneumonia yang disebabkan Covid-19 mungkin sangat parah di mana pneumonia cenderug mempengaruhi semua paru-paru, bukan hanya sebagian kecil.

"Setelah kita memiliki infeksi di paru-paru dan, jika itu melibatkan kantung udara, maka respons tubuh pertama-tama adalah mencoba  menghancurkan virus dan membatasi replikasinya," imbuh Jenkins.

Akan tetapi, pada beberapa orang termasuk orang dengan penyakit jantung dan paru, diabetes dan orang tua, mekanisme tersebut terganggu.

Jenkins mengatakan secara umum orang berusia 65 tahun ke atas berisiko mengalami pneumonia.

Selain itu orang-orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, kanker, penyakit kronis yang mempengaruhi paru-paru, jantung, ginjal, hati, perokok dan bayi berusia 12 bulan ke bawah juga berisiko.

“Usia adalah prediktor utama risiko kematian akibat pneumonia. Pneumonia selalu serius untuk orang yang lebih tua dan pada kenyataannya dulu menjadi salah satu penyebab utama kematian pada orang tua,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengingatkan tak peduli seberapa sehat dan aktif seseorang, risiko terkena pneumonia dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh secara alami melemah seiring bertambahnya usia sehingga tubuh lebih sulit melawan infeksi dan penyakit.

Baca juga: Mengenal Virus Corona, Masih Keluarga SARS dan MERS Sebabkan Pneumonia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Virus Corona Wuhan, SARS, dan MERS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Benarkah Hamil Ubah Kondisi Organ dan Lebih Rentan Terkena Penyakit Usai Melahirkan?

Tren
Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Deret Kader PDI-P yang Keluar Sepanjang Pemilu 2024, Terbaru Jokowi dan Gibran

Tren
Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Tren
Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Tren
Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Tren
Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Tren
Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Tren
Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Tren
Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com