Pasien harus diisolasi di ruang terpisah tanpa atau minimal kontak dengan anggota rumah tangga lainnya.
Selain itu, pasien tersebut juga harus menggunakan kamar mandi terpisah jika memungkinkan.
Baik pasien atau anggota keluarga lainnya harus menggunakan masker ketika sedang melakukan kontak.
Jika pasien dapat diisolasi di rumah, Anda harus berusaha mengurangi pembersihan di kamarnya sebanyak mungkin untuk menghindari kontak yang tidak perlu.
CDC merekomendasikan untuk menyediakan peralatan pembersih, seperti tisu, handuk kertas, dan desinfektan untuk kamar tidur dan kamar mandi pasien.
Jika anggota keluarga harus berbagi kamar mandi, pasien harus melakukan yang terbaik untuk membersihkan dan mendisinfeksi setelah digunakan.
Jika Anda berbagi ruang dengan pasien, Anda harus mengenakan sarung tangan dan melakukan disinfektan kenop pintu, sakelar lampu, keran, toilet, dan area sentuh lainnya yang telah digunakan pasien.
Baca juga: Pasien Muda Ceritakan Gejala Saat Positif Corona: Demam, Pilek hingga Kehilangan Indera Penciuman
Pasien yang dirawat di rumah sakit biasanya akan diperbolehkan kembali ke rumah setelah dua tes negatif selama dua kali 24 jam.
Akan tetapi, kurangnya alat tes membuat banyak pasien yang pulih tanpa menerima tes lanjutan untuk memastikan apakah mereka masih bisa menularkan virus.
WHO merekomendasikan bahwa pasien mengisolasi diri selama 14 hari setelah gejala hilang.
Karantina ditujukan bagi siapa pun yang tidak memiliki gejala, tetapi memiliki kontak dengan seseorang yang kemudian dinyatakan positif.
Karantina berarti tinggal di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain, termasuk anggota keluarga untuk periode karantina selama 14 hari.
Seseorang yang melakukan karantina sendiri harus tidur di ruang terpisah dari anggota keluarga.
Baca juga: Ahli Lakukan Analisis tentang Virus Corona pada Bayi, Ibu Hamil dan Pasien Usai Karantina