KOMPAS.com - Pemerintah Afrika Selatan memberlakukan penguncian atau lockdown wilayahnya selama tiga minggu akibat wabah virus corona SARS-CoV2.
Pengumuman lockdown Afrika Selatan disampaikan oleh Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Senin (23/3/2020).
Negara dengan penduduk 57 juta jiwa tersebut meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah.
Melansir CNN, penguncian wilayah berlaku mulai hari ini, Kamis (26/3/2020), hingga 21 hari ke depan.
Ramaphosa mendesak peningkatan kewaspadaan terhadap virus ini.
"Tindakan segera, cepat dan luar biasa diperlukan jika kita ingin menghindari korban manusia dari virus ini," kata dia.
Menurut Ramaphosa, jika tak segera dilakukan tindakan secara cepat, bisa muncul kemungkinan adanya bencana dalam yang sangat besar.
Dalam sepekan sejak negara tersebut mengumumkan bencana nasional, jumlah kasus yang dikonfirmasi meningkat enam kali lipat.
Data yang dihimpun dari worldometers, saat ini Afrika Selatan melaporkan adanya 709 kasus positif Covid-19 di negaranya, dengan 155 kasus baru.
Dari total itu, sebanyak 12 pasien dinyatakan pulih dan sejauh ini belum ada kasus kematian.
Dari 54 negara di Benua Afrika, 43 negara saat ini melaporkan adanya kasus positif virus corona, dengan total 2.046 kasus.
Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: Dikonfirmasi 198 Negara, 467.520 Orang Terinfeksi, 113.808 Sembuh
Meski demikian, menurut dia, pengaruh ini tidak akan lebih besar daripada tidak mengambil tindakan dalam upaya pencegahan penyebaran virus yang lebih lanjut.
"Tindakan yang kami ambil sekarang akan memiliki biaya ekonomi yang berkelanjutan," ujar dia.
"Tetapi kami yakin bahwa biaya untuk bertindak saat ini akan jauh lebih besar," lanjut Ramaphosa.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala
Di bawah kebijakan penguncian ini, warga tidak akan diizinkan meninggalkan rumah kecuali untuk beberapa kepentingan seperti membeli makanan, pasokan medis, mengumpulkan dana bantuan sosial, atau mencari perawatan medis.