Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Seorang Dokter: Perjalanan Infeksi Virus Corona di Tubuh Manusia

Kompas.com - 25/03/2020, 20:30 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Lapisan hidung dan tenggorokan disebut sebagai mukosa. Di sinilah virus berbentuk paku ini akan menempel sebelum mulai bekerja.

Ketika mencapai bagian belakang hidung, virus ini akan mengambil alih sel-sel di lorong hidung. Ia akan masuk ke dalam dan memprogram ulang untuk berhenti melakukan pekerjaan apapun dan hanya fokus membuat lebih banyak virus.

Setelah sel tersebut menghasilkan lebih banyak virus daripada kapasitasnya, virus pun akan meledak dan menempelkan diri ke sel-sel yang berdekatan. Kemudian menggunakannya sebagai tempat untuk reproduksi dan siklus kembali berulang.

Penghancuran sel-sel di hidung dan tenggorokan akan menyebabkan batuk kering dan sakit ternggorokan.

Rasa sakit yang dirasakan adalah tanda bahwa sel berada dalam kesulitan dan sedang dihancurkan.

Baca juga: Cegah Corona, Polisi Bubarkan Pagelaran Seni Jaranan hingga Pesta Pernikahan di Jember

Tahap selanjutnya adalah demam.

Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh atau imun telah menyadari adanya benda asing di dalam tubuh. Bahan kimia yang disebut sebagai pirogen pun dilepaskan oleh sistem imun.

Zat ini menginstruksikan otak untuk menaikkan suhu tubuh, menyebabkan seseorang mengalami demam tinggi, yaitu sekitar 37,8 derajat celsius atau lebih.

Demam membantu tubuh memicu bagian lain dari sistem kekebalan tubuh untuk mulai bekerja dan juga menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan atau berlawanan dengan virus.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa demam membantu melawan infeksi, tetapi karena demam merupakan penanda tidak sehat, orang mencoba untuk menurunkannya. 

Namun, gejala demam, batuk, maupun sakit tenggorokan adalah waktu di mana gejala berakhir di sebagian besar orang. Dalam waktu 5-7 hari, kekebalan tubuh akan memberikan respons yang cukup untuk menghancurkan virus dan orang tersebut pun akan pulih. 

Baca juga: Stok Darah di Tegal Menipis Imbas Corona, Hanya Tersisa 45 Kantong

Jika terjadi komplikasi

Namun, ada sebagian orang yang sistem imunnya tidak dapat merespons dengan cepat sehingga virus akan terus menyebar.

Saat virus menggandakan diri dan menginfeksi lebih banyak sel di dalam tubuh, ia turun menuju paru-paru.

Di sini, virus menyerang sel-sel di paru-paru. Kondisi ini membuat paru-paru kesulitan melakukan tugasnya mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. 

Oleh karena itu, paru-paru akan bekerja lebih keras dan orang tersebut akan mengalami sesak napas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com