Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Covid-19 dan yang Bisa Dipelajari dari Pandemi Flu Spanyol pada 1918...

Kompas.com - 23/03/2020, 08:19 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penanganan wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 saat ini, ada yang mengadopsi apa yang dilakukan saat terjadi pandemi Flu Spanyol pada 1918.

Tindakan yang diambil sejumlah negara saat ini merupakan warisan dari penanganan Flu Spanyol lebih dari 100 tahun lalu.

Cara penanganannya dipercaya masih efektif dan baik untuk diterapkan kembali.

Cara itu, di antaranya, mengarantina orang-orang yang menunjukkan gejala, memisahkan kasus demi kasus, membatasi pergerakan masyarakat, dan beberapa langkah lainnya.

Semua itu dilakukan untuk mnghentikan laju penularan virus.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: 331.273 Orang Terinfeksi, 97.847 Orang Sembuh

Flu Spanyol juga ditetapkan sebagai pandemi global

Flu Spanyol terjadi tak lama setelah Perang Dunia I, sekitar awal abad ke-20.

Saat itu, penyakit yang menjadi pandemi global ini menewaskan lebih dari 50 juta orang.

Dilansir dari CNN, 3 Maret 2020, Flu Spanyol diperkirakan bermula dari barak-barak militer yang sempit dan kotor di Western Front, terutama pada parit di sepanjang perbatasan Perancis.

Kondisi itu membuat patogen penyakit semakin mudah berkembang dan tersebar.

Apalagi, setelah perang berakhir pada November 1918, para tentara kembali ke rumah masing-masing dengan membawa serta virus tersebut.

Penyebaran pun menjadi semakin meluas.

Baca juga: Kilas Balik 8 Pandemi Penyakit dan Dampaknya dalam Sejarah...

Yang bisa dipelajari dari Flu Spanyol untuk hadapi Covid-19

Sejumlah orang membawa penggorengan dan membentangkan spanduk Andra Tutto Bene (semua akan baik-baik saja) di hari keempat lockdown di tengah wabah virus corona di Turin, Italia, pada 13 Maret 2020.REUTERS/MASSIMO PINCA Sejumlah orang membawa penggorengan dan membentangkan spanduk Andra Tutto Bene (semua akan baik-baik saja) di hari keempat lockdown di tengah wabah virus corona di Turin, Italia, pada 13 Maret 2020.
Cara pencegahan

Saat Flu Spanyol terjadi, jumlah penerbangan yang memungkinkan orang berpindah dari satu tempat ke tempat jauh dalam waktu singkat masih belum massif seperti sekarang.

Oleh karena itu, banyak wilayah yang bisa terhindar dari flu ini.

Wilayah itu adalah wilayah-wilayah yang tidak memiliki akses pesawat terbang dan hanya dilalui oleh kendaraan yang jauh lebih lambat dari segi kecepatan, yakni kereta dan kapal laut.

Salah satu wilayah yang berhasil terhindar dari Flu Spanyol tanpa mendatangkan korban adalah Alaska.

Cara yang dilakukan relatif sama dengan upaya yang dilakukan negara-negara dunia saat ini, yaitu menutup sekolah, melarang pertemuan umum, dan menutup akses ke desa-desa dari jalan utama yang banyak dilalui orang dari berbagai penjuru.

Saat ini, cara itu juga dilakukan oleh sejumlah negara dalam upaya memutus rantai persebaran virus yang menyebabkan Covid-19. Misalnya, lockdwon Kota Hubei di China dan Italia.

Baca juga: Selain Covid-19, Ini 5 Penyakit yang Pernah Jadi Pandemi dan Berhasil Diatasi

Virus menyasar target yang berbeda

Warga menjaga jarak aman saat mengantre berbelanja di supermarket di Glendale, California, Amerika Serikat, 14 Maret 2020. Menjaga jarak aman antar warga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.AFP/GETTY IMAGES/MARIO TAMA Warga menjaga jarak aman saat mengantre berbelanja di supermarket di Glendale, California, Amerika Serikat, 14 Maret 2020. Menjaga jarak aman antar warga merupakan salah satu cara yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Para dokter menggambarkan Flu Spanyol sebagai holocaust terbesar dalam sejarah.

Selain membunuh begitu banyak orang, korban yang jatuh pun banyak berasal dari kelompok usia muda dan sehat.

Virus menyerang mereka yang masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, bukan mereka yang berusia lanjut.

Diperkirakan, mereka yang berusia lanjut ini telah berhasil melalui jenis flu serupa yang sudah menyebar pada tahun 1830-an.

Berbeda dengan Covid-19. Orang tua atau lansia masuk menjadi kelompok rentan yang diserang virus ini.

Meski jumlah korban meninggal tidak sebanyak Flu Spanyol, namun sebagian besar berasal dari kelompok usia lanjut, di atas 80 tahun.

Baca juga: Melihat Perbandingan antara Pandemi Covid-19 dan Pandemi Flu Babi

Kesehatan jadi benteng terbaik

Saat Flu Spanyol terjadi, dunia baru saja selesai dari urusan perang.

Saat itu, hanya orang dengan kemampuan ekonomi menengah atau menengah atas saja yang bisa mengakses layanan kesehatan dan mengunjungi dokter.

Banyak korban meninggal terdapat di kawasan kumuh dan perkotaan yang dihuni rakyat miskin dengan sistem saninitasi dan gizi yang buruk.

Baca juga: JStor Gratiskan E-Book dan Jurnal Ilmiah Selama Pandemi Corona, Berikut Linknya... 


KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com