Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Kerja Rapid Test Virus Corona?

Kompas.com - 20/03/2020, 12:03 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah memerintahkan dilakukan rapid test virus corona secara massal di Indonesia untuk mendeteksi Covid-19.

Rapid test ini dilakukan untuk deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar virus SARS-CoV2.

Sebelumnya, Korea Selatan juga sudah melakukan rapid test corona virus. Australia juga melakukan hal yang sama, melakukan uji virus ini setiap harinya. 

Melansir dari The Guardian, pada 17 Maret 2020, lebih dari 80.000 tes corona telah dilakukan di Australia.

Baca juga: Jokowi Instruksikan Tes Massal, Ini yang Harus Diperhatikan soal Rapid Test Virus Corona

Bagaimana cara pengujian rapid test?

Hampir seluruh tes yang dilakukan di Australia dimulai dengan sampel yang diambil dari hidung atau belakang tenggorokan atau keduanya menggunakan swab khusus.

Michael Harrison, ahli patologi dan CEO bisnis patolofi yang berbasis di Brisbane, Sullivan Nicolaides, mengatakan, perusahannya saat ini melakukan sekitar 1.500 tes per hari melalui laboratorium mereka.

"Hidung dan bagian belakang tenggorokan adalah dua situs tempat virus bereplikasi," kata Harrison.

Oleh karena itu, penyeka mengambil sel-sel di mana virus berada.

Tes swab digunakan untuk mencocokkan bahan genetik yang ditangkap pada swab dengan kode genetik Covid-19.

Staf medis yang mengambil sampel perlu menggunakan alat pelindung diri termasuk sarung tangan, masker, pakaian khusus, dan pelindung wajah.

Seorang dokter umum di Melbourne dan dosen perawatan primer di University of Melbourne Dr Chance Pistoll menjelaskan, sangat penting bagi tenaga medis memiliki peralatan pelindung yang cukup.

Baca juga: Rapid Test Massal Virus Corona, Pakar: Bagus, Tapi Belum Tentu Akurat

Ia mengatakan, siapa pun yang merasa berpotensi terinfeksi harus menelepon terlebih dahulu dan mengikuti sistem yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang untuk melindungi pasien, orang lain, dan staf medis.

Pistoll menegaskan, jika seseorang diuji untuk Covid-19, sangat penting melakukan isolasi diri hingga mendapatkan hasilnya.

"Anda harus berada dalam pengasingan sendiri sampai tahu hasilnya. Jika telah diuji, harus menganggap Anda memilikinya sampai tahu bahwa Anda tidak memilikinya," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com