Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] Potensi Penularan Virus Corona melalui Udara | Cara Singapura Bisa 0 Kematian Covid-19

Kompas.com - 19/03/2020, 05:13 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com  - Perkembangan informasi mengenai wabah virus corona di Indonesia dan dunia masih menjadi perhatian publik.

Dari sejumlah berita yang banyak dibaca di laman Tren pada Rabu (18/3/2020) hingga Kamis (19/3/2020) pagi ini, didominasi oleh berita-berita mengenai virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Salah satunya mengenai peringatan World Health Organization (WHO) bahwa virus corona berpotensi menular melalui udara.

Selain itu, cerita penanganan virus corona dari Singapura, yang mencatatkan nol kematian, meski kasus positif Covid-19 lebih dari 200.

Selengkapnya, berikut berita populer laman Tren dari Rabu hingga Kamis pagi ini:

1. Potensi penularan virus corona melalui udara

Sebuah studi baru menunjukkan, virus corona dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa kondisi.

Selama ini penularan virus corona melalui tetesan, atau sedikit cairan, yang dikeluarkan orang terinfeksi saat bersin atau batuk.

Dengan potensi penyebaran melalui udara, WHO mengingatkan para pekerja medis untuk menambah tindakan pencegahan ketika mereka merawat pasien dan melakukan prosedur tersebut.

Virus corona disebut dapat melayang di udara, tetap berada di udara, bergantung pada faktor-faktor lain seperti panas dan kelembaban.

Baca studi selengkapnya dalam berita berikut ini:

Ada Potensi Penularan Virus Corona Lewat Udara, Ini Peringatan WHO

2. Singapura 0 kematian Covid-19

Warga Singapura ada yang terlihat memakai masker dan ada juga yang tidak memakai masker di kawasan University Town, National University of Singapore (NUS), Kamis (30/01/2020)KOMPAS.com/I KOMANG NARENDRA Warga Singapura ada yang terlihat memakai masker dan ada juga yang tidak memakai masker di kawasan University Town, National University of Singapore (NUS), Kamis (30/01/2020)
Bagaimana cara Pemerintah Singapura melakukan penanganan penyebaran virus corona hingga mencatatkan 0 kematian Covid-19 hingga hari ini?

Intervensi adalah kuncinya. Petugas berwenang juga melakukan penelusuran dengan teliti, menjaga jarak sosial, dan karantina yang ditegakkan.

Langkah-langkah itu dikoordinasikan oleh seorang pemimpin yang bertindak cepat dan transparan.

Singapura hanya butuh waktu 2 jam untuk mengungkap rincian pertama tentang bagaimana pasien tertular virus corona dan orang yang mungkin mereka infeksi.

Simak selengkapnya pada berita berikut:

Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Bagaimana Caranya?

3. Hoaks, Presiden Jokowi terapkan lockdown parsial

Informasi yang menyebutkan Presiden Jokowi Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberlakukan karantina parsial terbatas terhadap aktivitas publik di beberapa wilayah di Indonesia beredar di Whatsapp grup.

Juru Bicara Kepresidenan Fadjroel Rachman menegaskan, Presiden Jokowi tidak pernah mengeluarkan imbauan atau peraturan terkait karantina parsial di beberapa wilayah di Indonesia.

Informasi ini dipastikan hoaks.

Baca konfirmasi selengkapnya di sini:

[HOAKS] Presiden Jokowi Terapkan Karantina Parsial

4. Imbauan WHO untuk hindari Ibuprofen 

WHO mengeluarkan rekomendasi untuk tidak menggunakan ibuprofen dalam penanganan orang-orang yang menunjukkan gejala Covid-19.

Imbauan ini dikeluarkan WHO pada Selasa (17/3/2020), setelah Pemerintah Perancis secara resmi memperingatkan obat-obatan anti-inflamasi justru dapat memperburuk efek virus pada tubuh.

Peringatan ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Perancis, Olivier Veran, karena penelitian terbaru di jurnal kedokteran The Lancet menyimpulkan peningkatan enzim menggunakan obat-obatan anti-inflamasi seperti ibuprofen, dapat memperparah infeksi Covid-19.

Baca selengkapnya di sini:

WHO: Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Obati Gejala Infeksi Virus Corona

5. Hoaks, Chloroquine manjur obati Covid-19

Dalam pesan suara WhatsApp yang beredar di Nigeria, terdengar seorang pria berbicara Bahasa Inggris dengan aksen Nigeria, menyampaikan ringkasan dari video Perancis yang ditontonya.

Ia mengklaim dokter Perancis dan China telah merilis obat untuk mengatasi virus corona.

Solusi tersebut merupakan chloroquine yang umum digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria dan demam di Afrika.

Namun, setelah dikonfirmasi ke pihak-pihak berwenang, seperti dikutip dari AFP, informasi ini dipastikan hoaks.

Baca selengkapnya pada berita berikut ini:

[HOAKS] Chloroquine Manjur untuk Menyembuhkan Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com