Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending #DiRumahAjaDulu dan Mengapa Social Distancing Bisa Tekan Penularan Virus Corona?

Kompas.com - 17/03/2020, 06:11 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia telah mengumumkan pandemi virus corona sebagai bencana nasional. Sejumlah wilayah telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penanganan virus ini.

Hingga Senin (16/3/2020), ada 134 kasus positif Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona, di Indonesia.

Merespons perkembangan penyebaran virusnya, sejumlah pemerintah daerah mengambil kebijakan untuk meliburkan aktivitas persekolahan selama 14 hari.

Perusahaan-perusahaan juga diimbau untuk meminta karyawannya bekerja dari rumah.

Tujuannya, untuk menekan laju penularan virus corona dengan mengurangi kontak di tengah kerumunan atau komunitas yang lebih besar.

Kemudian, muncul istilah social distancing atau jarak sosial.

Muncul pula trending tanda pagar alias tagar #DiRumahAjaDulu sebagai seruan untuk berdiam diri di rumah.

Baca juga: Social Distancing Disebut Bisa Tekan Penularan Corona, Bagaimana Praktiknya?

Seberapa besar pengaruh social distancing untuk menahan laju penularan virus corona?

Sosial distancing

Social distancing disebut sebagai langkah yang tepat di tengah virus yang sudah terdeteksi di beberapa kota di Indonesia.

Tak hanya di Indonesia, kampanye social distancing juga dilakukan di banyak negara setelah pandemi global virus corona.

Masyarakat diminta mengambil jarak. Lebih banyak berdiam di rumah, menghindari kerumunan, dan diimbau berjarak 2 meter jika bertatap muka atau berada dalam satu lokasi.

Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kementerian Kesehatan Busroni mengatakan, dampak social distancing sangat besar untuk mencegah, menahan, atau memperlambat penularan lebih banyak virus. 

"Namun, tidak ada maknanya jika menggunakan masa libur untuk berlibur ke luar, sama dengan memindahkan kontak dengan orang lain. Social distancing harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan menahan diri di rumah, tidak melakukan kontak dengan orang lain," kata Busroni, saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/3/2020).

Ia menekankan, social distance atau social distancing juga merupakan upaya untuk melindungi orang yang sakit dan sehat.

Baca juga: Praktik Unik Social Distancing di Dunia, dari Bioskop hingga Jalanan

Bagi mereka yang sehat dan terpaksa ke luar rumah, Busroni menyarankan agar tetap memperhatikan jarak komunikasi aman, yaitu 1,8 meter hingga 2 meter.

"Kalau tidak perlu menggunakan transportasi umm, tidak usah, karena sumber bertemunya orang," kata Busroni.

Baca juga: Panduan Social Distancing untuk Cegah Penyebaran Virus Corona

Kenapa 14 hari?

Rentang waktu penghentian aktivitas sekolah atau imbauan bekerja dari rumah selama 14 hari bukan tanpa alasan.

Busroni menjelaskan, waktu 14 hari atau dua pekan adalah hitungan dua kali masa inkubasi virus.

"Jadi, sejak inkubasi virus, yaitu 5-7 hari, untuk lebih meyakinkan dikali dua periode menjadi 14 hari. Agar ada jaminan biar akurat dari kondisi pasien," kata Busroni.

Pada masa-masa ini, masyarakat dianjurkan untuk tetap berada di rumah dan membatasi pergi ke luar rumah kecuali untuk urusan mendesak.

Sementara itu, Indro mengatakan, saat tubuh terpapar virus, maka antibodi akan dikeluarkan 7 hari pasca-infeksi virus dan maksimal akan dikeluarkan 14 hari pasca-paparan.

"Di hari ke-14, sebagian besar virus akan habis dinetralkan oleh antibodi dari dalam tubuh," kata Indro.

Baca juga: Wapres Maruf Bekerja dengan Konferensi Video dan Lakukan Social Distancing

Pola penyebaran virus corona

Mengutip Washington Post, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (15/3/2020), melalui perhitungan matematis, para ahli kesehatan masyarakat merumuskan kurva penularan virus corona baru yang dapat ditekan dengan menerapkan prinsip social distancing atau jarak sosial.

Prinsip ini menyakini bahwa penyebaran virus terjadi karena banyaknya pergerakan orang-orang dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk kepentingan pekerjaan, atau kepentingan lainnya.

Dalam setiap pergerakan, seseorang akan berjumpa dengan orang lain yang juga mengunjungi tempat-tempat atau juga menyentuh benda-benda dan berpotensi meninggalkan virus.

Dalam kondisi seperti itu, potensi penularan virus corona penyebab Covid-19 sangat tinggi.

Oleh karena itu, dengan adanya limitasi area atau pembatasan pergerakan, dapat meminimalisasi risiko persebaran virus dari satu orang ke orang lainnya.

Baca juga: Pimpinan MPR Minta Masyarakat Ikuti Imbauan Jokowi soal Social Distancing

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com