KOMPAS.com - Sejumlah kebijakan diambil oleh Arab Saudi untuk menanggulangi penyebaran virus corona yang telah menjangkiti lebih dari 100 orang di negara tersebut.
Secara global, jumlah kasus penyakit Covid-19 dilaporkan sebanyak 169.387 kasus terkonfirmasi. Dari angka tersebut, jumlah pasien yang sembuh mencapai 77.257orang, sementara angka kematian sebanyak 6.513 pasien.
Sebagai negara yang selama ini banyak dikunjungi oleh warga negara asing dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia untuk beribadah haji dan umrah, Arab Saudi membuat sejumlah kebijakan terkait antisipasi penyebaran virus corona.
Berikut beberapa kebijakan Arab Saudi yang diambil:
Arab Saudi menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan umrah dan mengunjungi masjid Nabawi. Kebijakan tersebut berlaku mulai Kamis (27/2/2020).
Tak hanya peziarah dari luar negeri, akan tetapi yang berasal dari Arab Saudi juga dikenakan pembatasan umrah.
Belum diketahui, sampai kapan pembatasan tersebut berlangsung.
Baca juga: Update! Arab Saudi Belum Akan Mencabut Penundaan Akses Masuk Jemaah Umrah
Arab Saudi memberlakukan aturan mengenai akses ke Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Aturan tersebut disampaikan pada Kamis (05/03/2020).
Aturan tersebut yakni penutupan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi satu jam setelah shalat Isya dan akan dibuka satu jam sebelum salat subuh setiap harinya.
Dalam video live yang memperlihatkan kondisi kabah saat ini, terlihat adanya pembatas yang dipasang di sekeliling kabah.
Melansir dari Arab News, Arab Saudi menutup sementara lokasi sekitar Ka’bah yang menjadi lokasi jemaah tawaf tujuh kali.
Melansir dari CNN (09/03/2020) Arab Saudi telah menangguhkan penyajian shisha di kafe dan restoran guna mencegah penyebaran virus corona.
"Tembakau dan shisha dapat menyebabkan penularan infeksi ketika mereka berpindah tangan," ujar Menteri Kesehatan Saudi Tawfik Al Rabih dikutip dari Arabian Bussines.
Baca juga: Arab Saudi Tutup Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Setelah Isya hingga Sebelum Subuh
Dikutip dari Arab News, sekolah dan universitas di Arab Saudi mulai ditutup untuk mengendalikan penyebaran virus.
Kementerian Pendidikan Saudi mengatakan bahwa langkah tersebut diambil untuk melindungi siswa dan staf.
Keputusan tersebut mencakup semua Lembaga Pendidikan termasuk sekolah negeri dan swasta dan lembaga pelatihan teknis dan kejuruan.
Melansir dari Saudi Gazette, wali kota Riyadh pada Hari Minggu mengumumkan penutupan pusat perbelanjaan dan meminta semua kegiatan dilakukan di dalam rumah.
Penutupan juga berlaku bagi restoran dan area bermain anak-anak.
Akan tetapi supermarket dan apotek masih dibolehkan tetap buka.
Baca juga: Otoritas Arab Saudi Larang Pesawat dari Indonesia Mendarat, Ini Alasannya...
Otoritas Umum Pelabuhan menangguhkan layanan pengiriman antara Arab Saudi ke beberapa negara. Namun penangguhan itu tidak termasuk pengiriman kargo.
Menurut surat edaran yang dikeluarkan oleh otoritas, perjalanan laut, penangguhan tersebut berlaku ke 50 negara, termasuk 27 negara Uni Eropa, telah ditangguhkan sementara.
Negara-negara tersebut antara lain Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, Irak, Lebanon, Suriah, Mesir, Korea Selatan, China, negara-negara Uni Eropa, Swiss, India, Pakistan, Turki, Eritrea, Sri Lanka, Ethiopia, Kenya, Sudan, Djibouti, Somalia, Sudan Selatan, dan Filipina.
Arab Saudi menangguhkan seluruh penerbangan internasional selama dua minggu.
Hal itu dilakukan menyusul semakin meluasnya wabah virus corona di dunia.
Melansir dari Straittimes, penangguhan tersebut berlaku mulai Minggu (15/03/2020).
Sebelumnya awal pekan ini seluruh eropa dan 12 negara lain di Asia termasuk Indonesia dan Afrika masuk dalam daftar negara yang dilarang berkunjung dari dan ke Arab Saudi.
Baca juga: Seorang WNI di Arab Saudi Positif Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.