KASIHAN dan sedih ketika membaca berita berjudul “Usai Tolong Temannya, Pelajar SMA Ini Tenggelam di Kalimalang” (Kompas.com, 21 Februari 2020)
Waktu itu Fitra Rangga Nugraha (16) dan beberapa temannya dari SMAN 2 Tambun Selatan, berlatih mendayung di Kalimalang, Bekasi Timur.
Malang, temannya yang bernama Farhan, seperahu dengan Fitra, jatuh tercebur. Melihat Farhan hampir tenggelam, Fitra berusaha menolong dengan spontan terjun ke sungai tanpa pelampung.
Farhan berhasil diselamatkan, tetapi Fitra sendiri hanyut terbawa arus sungai. Fitra tenggelam, nyawanya melayang.
Apa yang dilakukan Fitra merupakan tindakan heroik. Ia menolong tanpa memperhitungkan keselamatan dirinya. Tindakan spontan karena memang temannya membutuhkan pertolongan saat itu juga.
Kalau kita perhatikan lebih jauh, tindakan heroik Fitra merupakan unsur jati diri bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Seperti kita ketahui, orang Indonesia berkarakter tolong-menolong.
Contohnya, apabila di daerah tertentu, misalnya, terkena bencana letusan gunung merapi, banjir, atau kebakaran, spontan warga sekitar akan menolong.
Bentuk pertolongan bisa berupa sandang pangan, tempat tinggal sementara, tenaga medis, atau pendampingan psikologis. Semua dilakukan dengan sukarela.
Tidak heran, gotong royong (collaboration) yang merupakan unsur tolong-menolong, sudah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia. Saling memberi perhatian, saling memberi bantuan.
Adanya saling menolong ini akan tercipta saling menghargai, menghormati satu sama lain, menerima perbedaan, tidak menghitung untung rugi, ikhlas, suasana hati yang senang.
Itulah karakter bangsa Indonesia selama ini. Hal ini tentu tidak boleh ditinggalkan karena apabila ditinggalkan akan tercipta generasi individualis yang mengutamakan kepentingan diri sendiri/kelompok.
Dalam psikologi sosial dikenal yang namanya perilaku prososial. Perilaku prososial adalah tindakan pengorbanan yang dilakukan seseorang kepada seseorang tanpa mengharapkan balas jasa.
Dengan demikian, Fitra telah menolong temannya dengan tulus dengan mengabaikan keuntungan diri sendiri. Fitra telah bertindak prososial.
Perilaku prososial bukan hanya dalam hal menolong korban saja, tetapi termasuk prososial berbagi, berbagi secara fisik dan nonfisik. Secara fisik berupa bantuan uang atau barang. Sedangkan secara nonfisik berbagi secara psikologis berupa nasihat dan penguatan.
Kemudian ada prososial kerja sama, yaitu tindakan bekerja sama dalam usaha tertentu, bisa juga berupa kerja sama kegiatan atau pekerjaan. Prososial ini bisa secara individu atau kelompok, tergantung kesepakatan.
Juga ada prososial menyumbang, sebuah tindakan memberi sumbangan sukarela kepada yang terkena musibah, misalnya banjir, kebakaran, letusan gunung merapi, dsb.