KOMPAS.com - Perjalanan lintas negara membuka jalan untuk menyebarnya wabah virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Meskipun bandara-bandara telah melakukan pemeriksaan terhadap penumpang untuk mencegah masuknya virus corona, kewaspadaan tetap diperlukan.
Kewaspadaan dapat dilakukan oleh penumpang dengan perlu mengetahui bagaimana penyebaran penyakit ini, terutama di pesawat.
Dilansir dari National Geographic (6/3/2020), virus corona menyebar seperti penyakit pernapasan pada umumnya, yaitu melalui droplets (tetesan air liur), lendir, atau cairan tubuh lainnya.
Apabila tetesan itu tersentuh tangan atau kemudian mengusap mata atau wajah maka memungkinkan dapat terinfeksi.
Penyakit pernapasan juga dapat menyebar melalui permukaan tempat tetesan mendarat, seperti kursi pesawat dan meja.
Berapa lama tetesan itu bertahan tergantung pada jenis tetesan dan permukaan. Misalnya itu lendir atau air liur, berpori atau tidak berpori.
Baca juga: Panik Virus Corona, Dua Perempuan Ini Berkelahi Berebut Tisu Toilet di Swalayan
Ada juga bukti bahwa virus pernapasan dapat ditularkan melalui udara dalam partikel kecil dan kering yang dikenal sebagai aerosol.
Tapi menurut profesor epidemiologi dan kesehatan masyarakat global di University of Michigan Arnold Monto, hal itu bukan mekanisme utama penularan.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan "kontak dengan orang yang terinfeksi" sebagai yang duduk dalam dua baris satu sama lain.
Namun orang-orang tidak hanya duduk selama penerbangan, terutama yang berlangsung lebih dari beberapa jam.
Mereka juga mengunjungi kamar mandi, meregangkan kaki, dan membuang barang ke tempat sampah.
Tim Penelitian FlyHealthy mengamati perilaku penumpang dan awak pada 10 penerbangan lintas benua AS sekitar tiga setengah hingga lima jam.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Vicki Stover Hertzberg dan Howard Weiss dari Emory University.
Mereka tidak hanya melihat bagaimana orang bergerak di sekitar kabin, tetapi juga bagaimana hal itu memengaruhi jumlah dan durasi kontak mereka dengan orang lain.