Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona di Iran: Kematian Terbanyak di Luar China hingga 7 Pejabat Terinfeksi

Kompas.com - 01/03/2020, 06:29 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona Covid-19 masih menjadi ancaman serius di dunia. Sejak merebak pada akhir 2019, virus corona telah meluas ke 56 negara.

Ketika kasus di China mengalami penurunan, virus corona justru memasuki fase mengkhawatirkan di sejumlah negara, khususnya di Iran.

Sejak pertama kali mengonfirmasi kasus positif corona pada Kamis (19/2/2020), Iran telah melaporkan 388 kasus dan menjadikannya sebagai negara dengan kasus virus corona terbesar keempat di dunia.

Terkait jumlah kematian, BBC, Jumat (28/2/2020), melaporkan, 210 orang meninggal dunia di Iran karena virus corona.

Laporan tersebut berdasarkan sumber-sumber rumah sakit dan enam kali lipat lebih banyak daripada yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan dengan jumlah 34 kematian.

Menanggapi laporan itu, Juru Bicara Kementerian Kianush Jahanpur membantah laporan BBC.

Meski demikian, angka 34 kasus kematian itu membawa Iran sebagai negara dengan kasus kematian terbesar akibat virus corona di luar China.

Angka tersebut lebih tinggi daripada jumlah korban meninggal di Italia dengan 21 kasus dan Korea Selatan yang memiliki 17 kasus kematian.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Iran Tiadakan Shalat Jumat di 23 Kota

Tawaran bantuan dari AS

Terkait situasi di Iran, Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebutkan, pihaknya telah menawarkan bantuan kepada Iran.

"Kami telah menawarkan kepada Republik Islam Iran untuk membantu. Infrastruktur kesehatan mereka tidak kuat. Sampai saat ini, kesediaan mereka untuk berbagi informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di dalam Iran belum kuat," kata Pompeo.

Akan tetapi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menolak tawaran bantuan tersebut.

Ia tak segan menyebut tawaran AS itu dengan hal yang konyol dan menganggapnya sebagai permainan psikologis.

"Klaim untuk membantu Iran menghadapi virus corona oleh sebuah negara yang telah memberlakukan tekanan terhadap Iran melalui terorisme ekonominya dan bahkan telah memblokir cara untuk membeli peralatan medis serta obat-obatan adalah konyol dan permainan psikologis-psikologis," kata Abbas.

Baca juga: Deretan Pejabat Iran yang Terinfeksi Virus Corona

Pembatalan shalat jumat

Merebaknya virus corona di Iran juga mendorong pihak berwenang untuk membatalkan pelaksanaan shalat Jumat pada Jumat (28/2/2020) kemarin.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com