Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2020, 17:15 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia dikeluarkan dari daftar Developing and Least-Developed Countries di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pencabutan status ini dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) lewat Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of The US Trade Representative (USTR).

Atas kebijakan ini, Indonesia pun tidak lagi mendapat perlakuan istimewa dalam perdagangan. Selain Indonesia, China dan India juga dicoret dari daftar negara berkembang

Langkah ini juga mencerminkan kejengahan Presiden AS Donald Trump bahwa negara-negara ekonomi besar, seperti China dan India, diperbolehkan menerima preferensi khusus sebagai negara berkembang di Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO).

Trump sempat menyebut WTO memperlakukan AS secara tidak adil dalam kunjungannya ke Davos, Swiss bulan lalu.

"China dipandang sebagai negara berkembang. India dipandang sebagai negara berkembang. Kami tidak dipandang sebagai negara berkembang. Sepanjang yang saya ketahui, kami juga negara berkembang," cetus Trump. 

Pasalnya, negara-negara yang menyandang status negara berkembang memperoleh kesitimewaan berupa bea masuk dan bantuan lainnya dalam aktivitas ekspor-impor.

Baca juga: China Saja Pernah Menolak Dicoret sebagai Negara Berkembang

Melansir laman WTO, berikut adalah negara-negara yang masih menyandang status Least-Developed Countries:

  1. Afghanistan
  2. Angola
  3. Bangladesh
  4. Benin
  5. Burkina Faso
  6. Burundi
  7. Kamboja
  8. Republik Afrika Tengah
  9. Chad
  10. Republik Demokratik Kongo
  11. Djibouti
  12. Gambia
  13. Guinea
  14. Guinea Bissau
  15. Haiti
  16. Republik Demokratik Rakyat Laos
  17. Lesotho
  18. Liberia
  19. Madagaskar
  20. Malawi
  21. Mali
  22. Mauritania
  23. Mozambik
  24. Myanmar
  25. Nepal
  26. Niger
  27. Rwanda
  28. Senegal
  29. Sierra Leone
  30. Pulau Solomon
  31. Tanzania
  32. Togo
  33. Uganda
  34. Vanuatu
  35. Yaman
  36. Zambia

Sementara, delapan negara lain yang tergolong dalam status sama juga tengah bernegosiasi untuk bergabung dengan WTO.

Negara-negara tersebut terdiri atas Bhutan, Komoro, Etiopia, Sao Tomé & Principe, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, dan Timor-Leste.

Baca juga: RI Dicoret dari Daftar Negara Berkembang Gara-gara Donald Trump Ngambek

Penetapan status negara berkembang 

Menurut WTO, tidak ada pengertian resmi yang ditetapkan untuk kategori negara berkembang atau negara maju.

Negara berkembang di WTO dilakukan dengan dasar penetapan sendiri oleh masing-masing negara meskipun tidak serta merta diterima oleh badan WTO.

Negara-negara anggota lainnya dapat menentang ataupun menyetujui ketika sebuah negara mengumumkan sebagai negara berkembang atau negara maju.

Jadi, negara anggota WTO yang mengumumkan status negaranya tidak dapat secara otomatis memperoleh manfaat dari skema preferensi dari beberapa anggota negara maju seperti Generalized System of Preferences (GSP).

Dalam praktiknya, negara pemberi preferensilah yang memutuskan daftar negara berkembang, yang akan memperoleh manfaat dari preferensi tersebut.

Baca juga: Indonesia Dicoret AS dari Daftar Negara Berkembang, Apa Plus Minusnya?

Artinya, penetapan status untuk diberikan keistimewaan tertentu dalam perdagangan kepada negara berkembang ditentukan oleh masing-masing negara maju yang telah menjadi anggota WTO.

Pemberian perlakuan khusus ini sebenarnya ditujukan untuk membantu negara-negara berkembang keluar dari kemiskinan.

Mengutip WTO, hak-hak tertentu yang diperoleh negara dengan status berkembang contohnya adalah ketentuan dalam beberapa perjanjian dagang WTO yang memberikan kelonggaran lebih lama kepada negara-negara berkembang untuk melakukan transisi sebelum sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian.

Sebelum Indonesia, sebenarnya, Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan sejumlah negara dari daftar negara berkembang WTO, di antaranya adalah Afrika Selatan, Argentina, Brasil, dan India.

Baca juga: Ini Pertimbangan AS Cabut RI dari Status Negara Berkembang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Berikan Diskon 30 Persen untuk Agen Travel selama Periode Lebaran

KAI Berikan Diskon 30 Persen untuk Agen Travel selama Periode Lebaran

Tren
7 Poin Penting Isi RUU DKJ, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

7 Poin Penting Isi RUU DKJ, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

Tren
Sempat Tak Terdeteksi Radar, Ilmuwan Temukan Gunung Api Setinggi 9 Kilometer di Planet Mars

Sempat Tak Terdeteksi Radar, Ilmuwan Temukan Gunung Api Setinggi 9 Kilometer di Planet Mars

Tren
7 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Berbuka Puasa Menurut Ahli Gizi

7 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Berbuka Puasa Menurut Ahli Gizi

Tren
DPR dan Pemerintah Sepakat Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada

DPR dan Pemerintah Sepakat Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada

Tren
Viral, Video Ayam Gundul Hidup Tanpa Bulu, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Viral, Video Ayam Gundul Hidup Tanpa Bulu, Ini Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Minum Tablet Tambah Darah Diklaim Ampuh Cegah Lemas Saat Puasa, Ini Penjelasan Ahli Gizi

Minum Tablet Tambah Darah Diklaim Ampuh Cegah Lemas Saat Puasa, Ini Penjelasan Ahli Gizi

Tren
Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Kesaksian Jurnalis Al Jazeera yang Ditangkap Pasukan Israel Saat Meliput di RS Al-Shifa

Tren
2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

2 WNI Diduga Curi Data Jet Tempur KF-21 Korea Selatan, Ini Kata Kemenlu

Tren
Dibuka Dua Hari Lagi, Berikut Syarat dan Prosedur Pendaftaran UTBK-SNBT 2024

Dibuka Dua Hari Lagi, Berikut Syarat dan Prosedur Pendaftaran UTBK-SNBT 2024

Tren
Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Profil Soenarko, Eks Danjen Kopassus Pimpin Demo Pilpres 2024 di KPU

Tren
Benarkah Soundtrack Serial 'Avatar The Last Airbender' Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Benarkah Soundtrack Serial "Avatar The Last Airbender" Terinspirasi dari Tari Kecak Indonesia?

Tren
Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Penumpang Keluhkan AC KA Airlangga Bocor tapi Cuma Dilakban oleh Petugas, KAI Beri Penjelasan

Tren
Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Paspampres Bantah Petugasnya Adang Kakek yang Pergi ke Masjid di Labuhanbatu Saat Kunjungan Jokowi

Tren
Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Menilik Tragedi Thalidomide, Bencana Medis Terbesar yang Korbankan Puluhan Ribu Bayi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com