Pemilik Mon Cheri Bridals yang berbasis di Trenton, New Jersey, Stephen Lang, mengatakan, dengan keterlambatan produksi ini, para penjual mungkin tidak bisa menyetok gaun pengantin dan gaun pesta
Perusahaan miliknya merupakan produsen skala besar untuk gaun khusus, termasuk gaun pernikahan.
Ia memasok ke lebih dari 10.000 toko di dunia, termasuk 4.000 toko di Amerika Serikat.
Setidaknya, 80 persen dari gaun-gaun pernikahan tersebut dibuat di China.
"Mereka menyetok gaun-gaun itu karena semua orang benar-benar khawatirkan kekurangan gaun pengantin saat musim panas nanti," kata Lang.
Baca juga: Soal Penyebaran Virus Corona di Korea Selatan, Ini Imbauan Kemenlu
Menurut dia, setidaknya sudah terjadi satu bulan keterlambatan dalam rantai pasokan dari China.
"Ini akan menjadi lebih buruk jika semuanya tidak segera kembali normal," tambahnya.
Sementara, menurut Marcum, semua pabrik David's Bridal di China sekarang telah buka.
China menyumbang kurang dari setengah produksi gaun pengantinnya.
Pengecer juga memproduksi gaunnya di Sri Lanka, Burma, dan Vietnam.
Marcum mengatakan, perusahaannya memiliki persediaan yang cukup di gudang dan di 300 tokonya di seluruh negeri.
"Kami merasa percaya diri, tetapi jika situasi kembali memburuk, kami melakukan apa saja, bahkan pengiriman lewat udara, untuk memastikan pelanggan kami mendapatkan pesanannya," ujar Marcum.
Baca juga: Fakta Baru Virus Corona: Bisa Menular dari Pasien Tanpa Gejala
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Mitos dan Fakta Soal https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.