KOMPAS.com - Amerika Serikat mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang. Pencabutan ini dilakukan oleh Amerika Serikat melalui Kantor Perwakilan Perdagangan atau Office of the US Trade Representative (USTR) di Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO).
Kini, Indonesia dimasukkan dalam kategori negara maju. Apa dampaknya bagi Indonesia?
Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer Arfani, menilai, pencoretan Indonesia ini sebagai blessing in disguise atau berkat yang terselubung.
Mengapa? Alasannya, akan banyak dampak positifnya.
"Sebetulnya, kalau kita bilang, ini (pencoretan dari daftar negara berkembang) blessing in disguise. Semacam berkat terselubung. Banyak positifnya. Indonesia semacam dilecut untuk meningkatkan daya saing, tidak dimanjakan dengan banyak keistimewaan atau pengecualian," kata Riza, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/2/2020).
Baca juga: RI Dicoret AS dari Daftar Negara Berkembang, Pengusaha Tekstil Risau
Menurut Riza, kondisi ini sebenarnya sesuai dengan tujuan dari pemerintahan saat ini.
"Pemain-pemain kita sekarang harus terus ditekan, dalam artian yang positif ya,
supaya lebih bersaing di luar negeri," lanjut dia.
Meski demikian, lanjut Riza, ada dampak negatif dari kebijakan AS ini. Pemerintah harus benar-benar memperhitungkan dampak dalam hal diplomasi perdagangan dan ekonomi.
"Mungkin dampak negatifnya adalah karena ini bagian dari efek Trump ya, Trump Effect. Saya kira secara diplomasi perdagangan dan ekonomi harus dihitung betul," ujar Riza.
Riza mengatakan, jika kondisi ini terjadi secara terus menerus, bukan tidak mungkin akan bermuara pada nasib yang sama seperti China.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan