Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Virus Corona: Bisa Menular dari Pasien Tanpa Gejala

Kompas.com - 22/02/2020, 16:12 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi kasus yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association menawarkan sebuah petunjuk baru tentang penyebaran virus corona.

Dalam jurnal tersebut, para ilmuwan menemukan fakta bahwa seorang perempuan dari Wuhan yang terinfeksi virus corona tanpa menunjukkan gejala dapat menginfeksi lima kerabatnya.

Seperti dikutip dari reuters, para peneliti melaporkan adanya penyebaran virus secara sporadis dari pasien virus corona tanpa gejala.

Seorang ahli penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center Dr William Schaffner menyebut riset tersebut menawarkan percobaan laboratorium alami.

Hal itu menjadikan sesuatu yang berbeda dari beberapa riset sebelumnya.

Pasien tidak menunjukkan gejala

Menurut laporan Dr Meiyun Wang dan rekannya dari People’s Hospital of Zhengzhou University, perempuan tersebut melakukan perjalanan dari Wuhan ke Anyang pada 10 Januari dan mengunjungi beberapa kerabat.

Ketika mereka mulai sakit, dokter mengisolasi perempuan itu dan mengujinya untuk virus corona.

Awalnya, pemeriksaan terhadap wanita muda tersebut menunjukkan hasil negatif. Namun, tes tindak lanjut justru berubah menjadi positif.

Di saat kelima kerabatnya telah terinfeksi virus corona pada 11 Februari, perempuan itu masih belum menunjukkan adanya gejala apa pun.

Hasil CT Scan menunjukkan paru-parunya tetap normal, tidak mengalami demam dan gejala pernapasan, seperti batuk atau sakit tenggorokan.

Baca juga: Ahli Medis China: Pasien Sembuh Masih Mungkin Tularkan Virus Corona

Para ilmuwan dalam riset tersebut mengatakan, jika temuan itu direplikasi, maka pencegahan virus corona akan jadi sangat menantang.

"Pencegahan virus corona akan menemui jalan yang menantang," kara para ilmuwan, dilansir dari Reuters (22/2/2020).

Schaffner mengatakan, persoalan selanjutnya adalah seberapa sering penularan semacam itu terjadi.

Selain itu, pertanyaan mengenai waktu seseorang bisa dites positif selama periode tanpa gejala juga masih belum terjawab.

Melonjak di Korea Selatan

Hingga saat ini, virus corona telah menginfeksi 76.806 orang di seluruh dunia dengan kasus kematian sebanyak 2.250 orang.

Dari jumlah kasus infeksi dan kematian yang semakin meningkat, jumlah pasien sembuh juga terus meningkat.

Data terbaru, hingga Sabtu pagi ini menunjukkan, jumlah pasien sembuh mencapai lebih dari 18.000 orang.

Wabah tersebut paling banyak tercatat di daratan China. Sementara, di luar China, kasus infeksi melonjak terjadi di Jepang dan Korea Selatan.

Baca juga: Virus Corona Mulai Mewabah di Iran: 4 Orang Meninggal, 18 Terinfeksi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com