Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Morning Surge, Kenapa Serangan Jantung Banyak Terjadi di Pagi Hari?

Kompas.com - 18/02/2020, 16:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Aktor asal Malaysia, sekaligus suami dari penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair, meninggal dunia pagi ini, Selasa (18/1/2020). 

Ashraf menghembuskan napas terakhir pada pukul 04.51 WIB di RS MMC Kuningan, Jakarta karena serangan jantung

Melansir National Heart, Lung, and Blood Institute, serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang kaya oksigen ke bagian otot jantung tiba-tiba tersumbat sehingga jantung tidak dapat mendapatkan oksigen. 

Jika aliran darah tidak pulih dengan cepat, bagian otot jantung mulai mati. 

Namun, mengapa banyak serangan jantung yang terjadi di pagi hari?

Penyebab serangan jantung di pagi hari

Gejala medis seperti serangan jantung di pagi hari ini juga dikaitkan dengan morning surge, yaitu kondisi ketika tekanan darah meningkat di pagi hari.

Orang yang memiliki kondisi morning surge disebut memiliki risiko lebih besar untuk terkena serangan jantung atau serangan stroke di pagi hari, yaitu saat tekanan darahnya meningkat.

Morning surge juga sering menjadi penyebab utama terjadinya serangan jantung pada pagi hari. 

Selain itu, serangan jantung yang terjadi di pagi hari seringkali dikaitkan oleh para peneliti dengan irama sirkardian.

Pada pagi hari, terjadi peningkatan sekresi hormon tertentu yang digerakkan oleh sirkardian, terutama epinefrin, norepinefrin, dan kortisol. Kondisi ini memicu peningkatan permintaan oksigen dan tekanan darah.

Baca juga: Penjelasan Serangan Jantung Mulai Banyak Menyerang Usia Muda

Faktor-faktor ini dapat meningkatkan aktivitas sirkulasi. Selain itu, produksi sel-sel progenitor endotel, yang memiliki peran penting dalam memperbaiki lapisan pembuluh darah, juga mengikuti pola sirkadian.

Sel-sel ini berjumlah lebih sedikit pada aktivitas sirkulasi di pagi hari. Penurunan kadar dari sel-sel ini menyebabkan tekanan pada saat pemeliharaan endotel.

Mengutip Britannica, kondisi tersebutlah yang disebut oleh para ilmuwan dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung saat bangun tidur di pagi hari.

Penjelasan yang serupa juga disebutkan dalam sebuah penelitan yang diterbitkan di jurnal Nature.

Penelitian dalam jurnal tersebut mengidentifikasi hubungan antara irama sirkadian dengan peningkatan risiko serangan jantung di pagi hari.

Baca juga: Punya Penyakit Jantung Sebaiknya Jangan Nekat Bawa Kendaraan

Ciri-ciri

Biasanya, orang yang mengalami serangan jantung akan merasakan rasa sakit hebat di dada. Seringkali rasa sakit ini menyebar ke lengan, leher, hingga punggung.

Rasa sakitnya disebut mirip dengan angina pektoris atau nyeri dada akibat penyakit jantung koroner, tetapi dengan durasi yang lebih lama.

Gejala umum lain yang biasanya dialami adalah sesak napas, berkeringat, mual, detak jantung yang cepat, dan seringkali disertai dengan satu atau lebih aritmia (detak jantung tidak teratur), dan penurunan tekanan darah.

Intensitas gejala tersebut bergantung pada ukuran otot yang terkena serangan jantung. Sebagian kecil orang tidak mengalami rasa sakit saat terkena serangan jantung. Kasus ini dapat didiagnosis dari pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) rutin.

Baca juga: Bahaya Serangan Jantung saat Mengemudi, Bisa Sebabkan Kecelakaan

Lebih serius

Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal Heart yang mempelajari lebih dari 800 pasien serangan jantung di Spanyol, serangan jantung yang terjadi di pagi hari cenderung lebih buruk daripada mereka yang mengalami serangan jantung pada siang dan malam.

Mereka menemukan bahwa 21 persen kematian pada kasus yang mereka kumpulkan terjadi pada pagi hari. 

Para ahli mengatakan bahwa siklus bangun tidur alami dari tubuh dapat menjelaskan perbedaan risiko yang terjadi, tetapi masih dibutuhkan lebih banyak riset untuk mengonfirmasi penemuan ini.

Namun, penemuan tersebut memastikan bahwa jam tubuh seseorang selama 24 jam dapat mempengaruhi risiko serangan jantung yang terjadi. 

Selain itu, ada pula bukti yang menyebutkan bahwa peningkatan serangan jantung di pagi hari berkaitan dengan stres dan tekanan darah. 

Oleh karena itu, pengelolaan stres akan sangat membantu. Sebab, upaya ini dapat menurunkan semua faktor risiko penyakit jantung. 

Akan tetapi, penelitian tersebut menunjukkan bahwa puncak dari serangan jantung yang terjadi di pagi hari lebih disebabkan oleh biologis daripada akibat perilaku atau gaya hidup tertentu. 

Baca juga: Serangan Jantung Bisa Terjadi Saat Tidur, Kenali 4 Gejalanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Aktivitas Kegempaan di Gunung Gamalama Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Aktivitas Kegempaan di Gunung Gamalama Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Tren
10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

10 Rudal Balistik dengan Jangkauan Terjauh di Dunia Beserta Negara Pemiliknya

Tren
WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

WNI Ceritakan Cara UEA Menangani Banjir: Ada Peringatan Dini, Mobil Pompa, dan Denda

Tren
Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Ada 18.557 Formasi CASN Bawaslu 2024, Ini 5 Posisi dengan Daya Tampung Terbanyak

Tren
Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Israel Lancarkan Serangan Balasan ke Iran, Wilayah Ini Jadi Sasaran

Tren
Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Media Asing Soroti Kemenangan Indonesia atas Australia di Piala Asia U23

Tren
Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com