Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Halmahera Utara, Tidak Berpotensi Tsunami

Kompas.com - 18/02/2020, 15:27 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan 5,0 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara pada Selasa (18/2/2020) pukul 13.22 WIB.

Berdasarkan hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi yang memiliki parameter awal 5,0 magnitudo ini dimutakhirkan menjadi 4,9 magnitudo.

Adapun BMKG menyebut, gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengungkapkan, pusat gempa berada di koordinat 2.16 LU dan 127.94 BT.

"Episenter (pusat gempa) tepat belokasi di darat pada jarah 43 km arah barat Kota Daruba, Kabupaten Pulau Morotai, maluku Utara," ujar Rahmat kepada Kompas.com, Selasa (18/2/2020).

Rahmat menuturkan, gempa yang terjadi ini tergolong dalam gempa dangkal.

Sebab, pusat gempa memiliki kedalaman 10 km.

Selain itu, Rahmat mengungkapkan bahwa guncangan gempa ini dirasakan di daerah Halmahera Utara dan Daruba Morotai dengan kekuatan guncangan III MMI.

"Dengan kekuatan itu, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu," ujar Rahmat.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Adanya aktivitas sesar lokal

Sementara itu, dengan memerhatikan lokasi pusat gempa dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal.

Hasil analis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar atau disebut stike slip fault.

Rahmay menyebut, hingga Selasa (18/2/2020) pukul 13.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.

Kemudian, ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak lekas panik dan tetap tenang.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya lagi.

Hal itu dilakukan guna menghindari masyarakat terutama masyarakat yang terdampak tidak termakan informasi palsu.

"Hindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa," imbuh dia.

"Atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," Kata Rahmat.

Baca juga: Viral Megathrust Sulawesi Sebabkan Gempa dan Tsunami Besar, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com