Uji coba klinis pada manusia juga tengah dilakukan dengan sejumlah obat-obatan seperti experimental therapy remdesivir dari Gilead Sciences Inc. dan anti-HIV pill dari AbbVie Inc., Kaletra.
Sejumlah obat antivirus lain dan obat-obatan herbal asal China juga tengah dipelajari untuk mencari potensi yang ada dalam melawan virus yang saat ini menjadi 'musuh' masyarakat dunia ini.
Baca juga: Kisah di Tengah Virus Corona, Terinfeksi hingga Disebut Momen Chernobyl
China National Biotec Group Co. menyampaikan, pasien yang telah pulih dari infeksi virus Cofid-2019, dapat menghasilkan antibodi yang mampu membunuh dan menghilangkan virus.
Temuan ini tentu sangat penting artinya di tengah belum adanya kepastian jenis vaksin atau obat yang bisa digunakan untuk mengatasi infeksi virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China ini.
Perusahaan juga meminta pasien yang telah pulih dari virus corona untuk menyumbangkan plasma mereka untuk membantu pengobatan pasien lainnya.
Komisi Kesehatan Nasional China telah memasukkan penggunaan plasma untuk pengobatan infeksi corona, dalam pedoman pengobatan terbarunya.
Baca juga: Seberapa Efektif Termometer Tembak Mendeteksi Suhu Orang dengan Virus Corona?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.