Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Angka Kasus Terinfeksi Virus Corona Tiba-tiba Melonjak Tinggi? Ini Penyebabnya...

Kompas.com - 13/02/2020, 15:52 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Laporan angka kasus terinfeksi virus corona per hari ini, Kamis (13/2/2020), tiba-tiba melonjak tinggi.

Angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan angka harian hari-hari sebelumnya.

Jmlah kasus baru yang dikonfirmasi oleh Otoritas Kesehatan di Provinsi Hubei China adalah 14.840 kasus.

Jumlah kasus baru ini hampir 10 kali lipat dari jumlah yang dilaporkan sehari sebelumnya, 1.638 kasus.

Sementara, laporan angka kematian pada Rabu (12/2/2020), mencapai 242 orang. Sehari sebelumnya, angka kematian tercatat 94 orang.

Mengapa tiba-tiba ada lonjakan angka kasus baru yang sangat tinggi?

Lonjakan angka ini disebut terjadi setelah adanya perubahan dalam kriteria diagnostik. Bagaimana penjelasannya?

Perubahan cara diagnostik

Mengutip South China Morning PostKomisi Kesehatan Hubei menyebutkan, mereka mengubah kriteria diagnostik yang digunakan untuk mengkonfirmasi kasus.

Perubahan tersebut berlaku efektif per Kamis.

“Mulai hari ini dan seterusnya, kami akan memasukkan jumlah kasus yang didiagnosis secara klinis ke dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi sehingga pasien dapat menerima perawatan tepat waktu,” kata otoritas kesehatan setempat.

Baca juga: 44 Kasus Baru, 218 Penumpang Kapal Pesiar Diamond Princess Positif Virus Corona

Sebelumnya, pasien hanya dapat didiagnosis dengan alat tes. SCMP menuliskan, saat ini alat tes itu langka di China.

Ahli dalam Kelompok Bimbingan Sentral dan Wakil Presiden Rumah Sakit Beijing Chaoyang, Tong Zhaohui, mengatakan, langkah tersebut dilakukan berdasarkan pedoman diagnostik terbaru yang dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional.

Komisi Kesehatan Nasional memasukkan diagnosis klinis, penggunaan CT scan, maupun tes lain sebagai kriteria.

“Ketika dokter mendiagnosis pneumonia, mereka hanya bisa mendapatkan etimologi penyakit 20 hingga 30 persen dari waktu. Kita harus mengandalkan diagnosis klinis 70 hingga 80 persen dari waktu. Meningkatkan diagnosa kasus klinis akan membantu kita membuat penilaian tambahan terhadap penyakit ini," kata Tong kepada penyiar CCTV, TV lokal China.

Seorang ahli medis di Universitas Hong Kong, Dr Ho Pak-leung, mendukung perubahan kriteria diagnostik di Hubei.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com