Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona, Jumlah Korban, Tanggapan Menkes Terawan dan Instruksi Jokowi

Kompas.com - 12/02/2020, 07:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Virus corona sampai dengan Selasa (11/02/2020) tercatat terkonfirmasi terdapat 43.173 kasus.

Adapun jumlah kasus kematian dari virus ini terkonfirmasi sebanyak 1.013.

Sejumlah negara pun melaporkan perkembangan kasus virus corona di wilayahnya. 

Berikut update berbagai peristiwa terkait virus corona :

Evakuasi penghuni apartemen di Hong Kong

Para pejabat kesehatan telah melacak setidaknya dua kasus virus corona yang dikonfirmasi dari Rumah Hong Mei di Tsing Yi, sebuah pulau perumahan kecil di Hong kong.

Melansir dari CNN Pejabat Kesehatan Hong Kong mengevakuasi warga dari blok apartemen tersebut menyusul adanya kekhawatiran kontak dengan dua orang yang terkena virus corona melalui sistem perpipaan bangunan.

"Karena pipa yang mentransfer feses terhubung ke pipa udara, sangat mungkin virus dalam feses ditransmisikan melalui kipas angin ke toilet," kata Profesor KY Yuen dalam konferensi pers tengah malam dadakan yang diadakan Selasa pagi waktu setempat.

Kasus ke-13 di Amerika Serikat

Amerika Serikat mengonfirmasi orang ke 13 yang terinfeksi virus corona.

Pasien tersebut tiba di AS minggu lalu usai terbang dari Wuhan dan dikarantina di San Diego Medical Center milik Universitas California.

Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai kondisi pasien yang diberikan.

Kasus ke-28 di Korea Selatan 

Seorang wanita China di Korea Selatan dinyatakan positif terinfeksi virus corona dan menjadi kasus ke 28 di negara itu.

Kasus ini sendiri adalah seorang wanita berusia 30 tahun.

Baca juga: Peringatan Ahli Harvard, Bagaimana Penanganan SARS, Flu Burung, MERS, dan Virus Corona di Indonesia?

7 kasus terkonfirmasi di Hong Kong 

Sebanyak 7 pasien di Hong Kong terkonfirmasi terinfeksi virus corona yang membuat kasus di negara itu menjadi berjumlah 49.

Satu kasus berupa seseorang yang makan bersama keluarga dan terinfeksi saat tahun baru Imlek.

Tiga lainnya terkait dengan kasus ke 42 tentang wanita tinggal di rumah Hong Mei di perumahan Cheing Hong Tsing Yi.

Tiga kasus lain adalah seorang karyawan gereja yang bekerja di Siu Sai Wan, seorang warga yang tinggal di Po Lam Estate dan seorang warga di Tuen Mun. Ketiganya tak terhubung dengan kasus-kasus lain.

Penjelasan 3 Pejabat Wuhan 

Satuan tugas khusus yang mengkaji upaya pencegahan virus di Wuhan, Provinsi Hubei memanggil tiga pejabat setempat untuk pertemuan darurat dan merinci kegagalan mereka dalam menghadapi wabah.

Wakil Wali Kota Wuhan, Chen Xiexing dan dua kepala distrik kota yakni Lin Wenshu dan Yu Song adalah yang dipanggil untuk pertemuan itu.

Pejabat yang diketemukan lalai akan dimintai pertanggungjawaban.

Baca juga: Menkes: Tak Ada yang Ditutup-tutupi soal Corona

Tanggapan Menkes Terawan

Terkait dengan ketiadaan virus corona yang sampai hari ini belum terdeteksi di Indonesia, Menteri Kesehatan menilai seharusnya hal itu tak perlu dipertanyakan.

Menurutnya pemerintah telah waspada dengan melakukan pencegahan dan deteksi terhadap orang-orang yang diduga terpapar virus.

"Kita semua waspada tinggi, melakukan hal-hal yang paling level kewaspadaannya paling tinggi, dan peralatan yang dipakai juga peralatan internasional," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di Kantor TNP2K, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020).

"Kalau tidak (ada temuan virus corona) ya justru disyukuri, bukan dipertanyakan. Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita," lanjut dia.

Menkes Terawan menanggapi penelitian Ahli Harvard yang mengkhawatirkan kemungkinan virus corona di Indonesia sebetulnya sudah menyebar, akan tetapi mungkin tak terdeteksi di Indonesia.

"Itu namanya menghina, wong peralatan kita kemarin di fix-kan dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS). Kita menggunakan kit-nya dari AS," ujar dia.

Terawan bahkan menantang ahli Harvard untuk datang ke Indonesia dan melihat langsung alat deteksi virus corona yang dimiliki Kemenkes.

"Ya Harvard suruh ke sini, lah. Saya buka pintunya untuk melihat," ujarnya.

Terawan pun mempersilahkan WHO untuk melihat pengecekan yang dilakukan Indonesia dengan alat yang dimiliki.

"Kita terbuka kok, nggak ada yang ditutup-tutupi. Tapi kalau disuruh compare ke negara lain itu namanya ada MTA, material transfer agreement-nya. Tidak boleh material itu dibawa keluar, ada perjanjian luarnya," tutur dia.

Baca juga: Menkes: Ahli Harvard Suruh ke Sini, Lihat Langsung Alat Deteksi Corona

Jokowi instruksikan penanganan virus corona

Saat membuka Sidang Kabinet Paripurna yang dihadiri seluruh Menteri dan Kepala Lembaga di Istana Bogor Jokowi meminta kepada jajarannya untuk memberikan perkembangan terbaru kepada media massa terkait penanganan virus corona.

"Saya minta agar penyampaian ke media, pagi, siang, malam, terus dilakukan. Sehingga informasi betul-betul konkret, ada fakta-faktanya," kata Jokowi.

Ia meyakini apabila pemerintah terus mengonfirmasi perkembangan terkait penanganan virus corona, maka tak akan ada keraguan yang datang dari dunia internasional.

"Sehingga persepsi yang ada di luar kepada pemerintah Indonesia betul-betul sangat serius dalam menangani ini," kata dia.

 Baca juga: Mendagri Sebut Wisata di Bali Tak Terpengaruh Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bikin NPWP Online, Apakah Kartu Fisik Harus Diambil Sendiri?

Bikin NPWP Online, Apakah Kartu Fisik Harus Diambil Sendiri?

Tren
Daftar Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Tol Trans Jawa Selama Lebaran 2024

Daftar Lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Tol Trans Jawa Selama Lebaran 2024

Tren
6 Suplemen untuk Bantu Atasi Peradangan Sendi

6 Suplemen untuk Bantu Atasi Peradangan Sendi

Tren
Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang 29-30 Maret 2024

Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang 29-30 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Profil dan Sumber Kekayaan Harvey Moeis | Tarif Listrik PLN mulai 1 April 2024

[POPULER TREN] Profil dan Sumber Kekayaan Harvey Moeis | Tarif Listrik PLN mulai 1 April 2024

Tren
Pengakuan Jim Caviezel, Aktor yang Tersambar Petir Saat Perankan Yesus

Pengakuan Jim Caviezel, Aktor yang Tersambar Petir Saat Perankan Yesus

Tren
Isi Tuntutan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud pada Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Isi Tuntutan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud pada Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK

Tren
Ramai soal Utang Tidur, Bisakah Dilunasi dengan Tidur Lebih Lama?

Ramai soal Utang Tidur, Bisakah Dilunasi dengan Tidur Lebih Lama?

Tren
Berkaca dari Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Berkaca dari Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Bagaimana Cara Menghindarinya?

Tren
45 Ucapan Selamat Hari Jumat Agung Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

45 Ucapan Selamat Hari Jumat Agung Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Tren
Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

Tren
Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Program Sarjana Per Semester

Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Program Sarjana Per Semester

Tren
Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Tren
Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Ciri-ciri Ginjal Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Lelah

Tren
Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Calon Pengantin Wajib Ikut Bimbingan Perkawinan Mulai Akhir Juli 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com