Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

813 Orang Meninggal dalam Dua Bulan, Jumlah Kematian akibat Virus Corona Lampaui SARS

Kompas.com - 09/02/2020, 11:55 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kematian akibat virus corona masih terus meningkat. Tercatat ada 811 kasus kematian di China yang disebabkan oleh infeksi virus tersebut hingga Minggu (9/2/2020).

Jumlah kematian tersebut terjadi hanya dalam jangka waktu satu bulan usai virus corona dilaporkan oleh Pemerintah China pada 31 Desember 2019 lalu. 

Melansir New York Times, peningkatan jumlah ini telah melampaui total kematian yang disebabkan oleh epidemi SARS pada tahun 2002 hingga 2003. 

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh John Hopkins University, hingga kini, tercatat 37.525 kasus infeksi virus corona di seluruh dunia. 

Sementara, jumlah orang yang sembuh dari kasus ini juga terus meningkat, yaitu sebanyak 2.689 kasus. 

Baca juga: Imbas Wabah Corona, Hong Kong Airlines PHK 400 Karyawan

Jumlah kematian melebihi SARS

Epidemi SARS, yang juga dimulai dari China, sebelumnya telah menewaskan 774 orang di seluruh dunia.

Dengan bertambahnya kasus kematian di China akibat virus corona, maka jumlah kematian total di seluruh dunia yang disebabkan oleh virus ini sebanyak 813 kematian.

Jumlah ini sudah melebihi jumlah kasus kematian yang diakibatkan oleh virus SARS.

Kasus baru yang tercatat adalah 89 kematian dan 2.656 infeksi dalam 24 jam terakhir. Kebanyakan dari kasus-kasus ini terjadi di Provinsi Hubei, yang disebut sebagai pusat dari wabah ini.

Adapun rincian dari kasus kematian di seluruh dunia adalah sebagai berikut:

  • 780 kasus kematian di Hubei
  • 6 kasus kematian di Henan
  • 6 kasus kematian di Heilongjiang
  • 2 kasus kematian di Hainan
  • 2 kasus kematian di Beijing
  • 2 kasus kematian di Hebei
  • 2 kasus kematian di Chongqing
  • 1 kasus kematian di Guangxi
  • 1 kasus kematian di Anhui
  • 1 kasus kematian di Sichuan
  • 1 kasus kematian di Jilin
  • 1 kasus kematian di Gansu
  • 1 kasus kematian di Hunan
  • 1 kasus kematian di Shandong
  • 1 kasus kematian di Guangdong
  • 1 kasus kematian di Guizhou
  • 1 kasus kematian di Shanghai
  • 1 kasus kematian di Tianjin
  • 1 kasus kematian di Hong Kong
  • 1 kasus kematian di Filipina

Kasus kematian tersebut termasuk seorang warga negara Amerika Serikat yang meninggal akibat virus corona jenis baru ini di Wuhan, China. 

Kasus ini menjadi kasus kematian pertama warga negara  AS yang disebabkan oleh virus corona.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Capai 803 Orang, Lampaui Wabah SARS

Wabah masih perlu diwaspadai

Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi telah mulai stabil di beberapa hari terakhir. Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memperingatkan untuk tidak terlalu berlandaskan angka dalam menilai kondisi wabah. 

WHO mengungkapkan bahwa Kota Wuhan dan Provinsi Hubei masih berada di tengah wabah virus corona yang intens. 

"Masih sangat, sangat awal untuk membuat prediksi apapun," kata Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Dr. Michael Ryan sebagaimana dikutip dalam The New York Times.

Menurut Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, upaya-upaya yang dilakukan di Hubei terlihat "membuahkan hasil".

Namun, ia memperingatkan bahwa wabah seperti virus corona tersebut tidak dapat diprediksi.

"Kita harus memahaminya dengan hati-hati karena virus dapat menunjukkan stabilitas dalam beberapa hari dan dapat pula meningkat setelahnya," ungkap Tedros.

Dr. Tedros mengatakan bahwa WHO telah mempersiapkan tim ahli yang akan pergi ke China untuk menyediakan bantuan dalam penanganan wabah ini. 

Baca juga: Ada Notifikasi Khusus Saat Mencari Info Virus Corona di Twitter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com