KOMPAS.com - Antraks sempat menyebar di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada akhir Desember 2019 dan awal 2020.
Sebanyak 30 orang dilaporkan positif menderita antraks. Tak hanya itu, dampak virus tersebut menjadikan puluhan hewan ternak juga mati mendadak.
Mencegah wabah yang menyerang hewan ternak tersebut, bupati Gunungkidul mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 524/0171 pada 14 Januari 2020 lalu.
Dikutip dari laman Pemda Kabupaten Gunungkidul, Bagian Perekonomian dan SDA Sekretariat Daerah langsung menyelenggarakan sosialisasi kepada Organisasi Perangkat Daerah, camat, serta lurah se-Kabupaten Gunungkidul.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengantisipasi dan menangani apabila ditemukan indikasi antraks di sekitarnya.
Sementara itu, melansir atikel yang ada di laman DPR RI, akhir bulan lalu, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin, melakukan kunjungan ke Gunungkidul.
Kunjungan itu untuk melihat upaya yang ditempuh Pemkab dalam mengatasi masalah virus antraks.
Baca juga: 60 Ternak di Gunungkidul Mati Mendadak Sejak Desember 2019, 6 karena Antraks
Selain itu, Sudin meminta Kementerian Pertanian bergerak memberikan bantuannya untuk kasus ini, misalnya dengan memberikan obat-obatan dan tindakan pencegahan.
“Tadi saya minta kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan untuk memikirkan langkah pencegahan dan dampak sosialnya. Misalnya berupa pemberian sapi indukan kepada masyarakat yang ternaknya positif terjangkit Antraks,” jelas Sudin.
Hal ini menurutnya dapat menekan risiko adanya peternak yang nekat menjual daging yang berasal dari sapi yang sudah mati akibat antraks kepada masyarakat, untuk menutup kerugian yang ada.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto dalam laporannya menyebutkan, Antraks pertama kali ditemukan pada enam ekor ternak di wilayah Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, pada 26 Desember 2019.
Sejumlah upaya telah dilakukan sebagai bentuk pencegahan juga penanganan wabah.
Misalnya pengambilan sampel darah dari ternak yang mati, sisa pakan dan kotoran ditimbun, lokasi kejadian disiram dengan formalim, dan hewan-hewan yang masih sehat disuntikkan antibiotik juga diberi vitamin.
Antibiotik dan vitamin itu diberikan pada 2.695 ekor sapi dan 6.295 ekor kambing di Desa Gombang, Desa Dadapayu, Desa Gombang, Desa Pucanganom dan Desa Dadapayu.
Baca juga: Penderita Antraks di Gunungkidul Capai 30 Orang
Apa itu antraks?