Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2020, 07:49 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah dikabarkan menyewa pesawat Batik Air guna mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, China termasuk Wuhan, Sabtu (1/2/2020).

Evakuasi ratusan WNI tersebut dilakukan setelah merebaknya virus corona.

Corporate Communications Strategic, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, pemulangan ratusan WNI yang berada di Wuhan tersebut sebagai upaya memenuhi permintaan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

"Iya benar. Akan menggunakan 1 pesawat berjenis Airbus 330-300 maskapai Batik Air," kata Danang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu, (1/2/2020).

Danang mengatakan, pesawat tersebut akan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (1/2/02020) pukul 06.00 WIB.

Kemudian, imbuhnya, diperkirakan akan tiba di Wuhan, China pada pukul 12.00 WIB.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pesawat tersebut akan kembali mengudara dari Wuhan pada hari yang sama tepatnya pada pukul 13.00 waktu setempat.

"Nanti akan mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam sekitar pukul 19.00 waktu setempat," jelasnya lagi.

Pihaknya menganggap diperbantukannya Lion Air Group dalam memulangkan WNI dari Wuhan adalah sebagai misi kemanusiaan dan mendukung negara.

Baca juga: Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di 5 Negara Eropa

Putuskan evakuasi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk segera mengevakuasi WNI yang berada di Provinsi Hubei, China, menyusul wabah virus corona yang muncul di wilayah tersebut.

Keputusan ini diambil pada hari Kamis (30/1/2020) sore setelah sejumlah masukan disampaikan dari para menteri.

Melansir keterangan resmi yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri, sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi tersebut, proses persiapan evakuasi WNI dari Wuhan telah memasuki tahap akhir.

"Pagi ini, saya telah bertemu dengan Dubes RRT di Jakarta. Beliau telah menyampaikan clearance pendaratan dan pergerakan pesawat untuk evakuasi WNI dari Provinsi Hubei," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam keterangan resmi yang juga disampaikan melalui laman Kementerian Luar Negeri RI.

Dalam keterangan tersebut, Kementerian Luar Negeri RI juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah diberikan oleh otoritas China.

Terkait dengan waktu evakuasi, keberangkatan pesawat penjemput bersama tim akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam.

Pesawat yang digunakan adalah pesawat berbadan lebar. Tujuannya adalah agar seluruh WNI yang bersedia dievakuasi dapat diterbangkan secara langsung tanpa melalui transit.

Baca juga: Otoritas Kesehatan China Sebut Virus Corona Bisa Menular Melalui Sentuhan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

7 Makanan yang Bisa Membuat Awet Muda, Apa Saja?

Tren
Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Tren
Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram

Tren
Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Spesies Manusia Hampir Punah akibat Perubahan Iklim Ekstrem 900.000 Tahun Lalu

Tren
Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Ini Syarat Pekerja yang Berhak Mendapat THR, Apa Saja?

Tren
Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Resmi, Ini Rincian Tarif Listrik PLN yang Berlaku per 1 April 2024

Tren
Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Cara Menghitung THR Karyawan Tetap, Pegawai Kontrak, dan Pekerja Lepas

Tren
Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Gerhana Matahari Total Akan Terjadi Jelang Idul Fitri, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Tren
Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Berapa Denda BPJS Kesehatan jika Menunggak Iuran? Ini Perhitungannya

Tren
BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

BI Batasi Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2024 Rp 4 Juta Per Orang, Ini Alasannya

Tren
8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

8 Ikan yang Tidak Boleh Dimakan Ibu Hamil, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Prakiraan BMKG: Daftar Wilayah yang Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 Maret 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

[POPULER TREN] Penjelasan Kitabisa soal Pemilik Xpander Tabrak Porsche yang Disebut Galang Dana | Fenomena Refleksi Sinar Matahari di Dekat Sumatera

Tren
Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Kiky Saputri Keguguran karena Kista Ovarium, Berikut Gejalanya

Tren
Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Agar Tetap Sehat, Ini Waktu Terbaik Olahraga Saat Berpuasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com