Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Upaya Pemerintah Indonesia Cegah Masuknya Virus Corona

Kompas.com - 01/02/2020, 06:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona masih belum terbendung penyebarannya. Korban virus yang menyebar dari kota Wuhan China itu masih terus bertambah setiap harinya. 

Sebanyak 213 orang dilaporkan meninggal dunia dari update terakhir, Jumat (31/1/2020). Sebarang virus corona juga sampai ke-21 negara. 

 

Pemerintah Indonesia melakukan beberapa langkah-langkah untuk mencegah virus mematikan itu masuk ke Indonesia. 

Upaya-upaya tersebut adalah sebagai berikut:

Thermo Scanner

Pemerintah telah mengaktifkan 135 unit Thermo Scanner di pintu-pintu kedatangan internasional di berbagai bandara yang memungkinkan warga asing masuk ke Indonesia.

Dengan alat Thermo Scanner tersebut, petugas dapat mengetahui tingkat suhu tubuh seseorang. Sehingga, dapat diketahui apa penyebab tubuh mereka tinggi.

Tidak hanya itu, sejumlah mekanisme pemeriksaan juga telah disiapkan dan akan dikenakan pada setiap pendatang yang tiba di Indonesia.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Kemenkes Siagakan Thermoscanner di 135 Pintu Masuk RI

Larangan terbang

Upaya pencegahan kedua adalah pelarangan penerbangan 2 maskapai Indonesia, yakni Lion Air dan Sriwijaya Air, dengan tujuan Wuhan, Provinsi Hubei, China yang menjadi pusat persebaran wabah infeksi.

Hal ini sesuai dengan NOTAM (peringatan) C0108/20 yang diterbitkan oleh Notam Office, Beijing.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan belum bisa memastikan kapan pelarangan ini akan dicabut, mengingat kondisi di Wuhan masih belum kondusif.

Budi juga memastikan tidak ada maskapai Indonesia yang terbang ke Wuhan. Larangan penerbangan dari maskapai Indonesia ini mungkin saja diperluas ke kota-kota lainnya.

Baca juga: Menhub: Larangan Terbang ke Wuhan Mungkin Bisa Satu Bulan

Evakuasi WNI

Langkah selanjutnya yang ditempuh Pemerintah Indonesia untuk melindungi warganya dari infeksi virus yang sejauh ini sudah memakan lebih dari 200 jiwa di China ini adalah dengan cara melakukan evakuasi WNI yang berada di wilayah krisis.

Wilayah krisis yang dimaksud adalah kota Wuhan dan sekitarnya.

Namun upaya ini masih terkendala beberapa hal, salah satunya adalah wilayah Wuhan yang masih diisolasi oleh Pemerintah China.

Namun, Jumat (31/1/2020) sore, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi memastikan Indonesia sudah mendapat izin dari China untuk melakukan penerbangan dan pendaratan di Wuhan.

Retno menyebut, pesawat carteran beserta tim penjemputan tersebut akan diberangkatkan dalam waktu 24 jam ini.

Baca juga: Pesawat Evakuasi WNI di Wuhan Berangkat dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Kapsul Evakuasi

Terakhir, Kementerian Kesehatan mengaktifkan 21 Kapsul Evakuasi di beberapa bandara internasional untuk bersiaga dan mengantisipasi persebaran virus yang mungkin saja dibawa oleh penumpang yang datang.

Siapapun yang terdeteksi memiliki tanda-tanda atau gejala yang mengarah pada infeksi corona maka akan dievakuasi ke kapsul tersebut.

Berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono kapsul itu diaktifkan di sejumlah bandara, misalnya Banda Aceh, Medan, Padang, Semarang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Makassar, dan Jayapura.

"Orangnya (di dalam kapsul) masih bisa dilihat dari luar, tetapi keamanannya lebih terjamin," kata Anung dikutip dari artikel Kompas.com (27/1/2020).

Keberadaan kapsul yang memiliki permukaan transparan ini dimaksudkan dapat membawa penumpang yang diduga terinfeksi corona ke rumah sakit terdekat dan membuat virus tersebut tidak mengontaminasi petugas atau orang yang ada di sekitarnya.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Kemenkes Aktifkan 21 Kapsul Evakuasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com