KOMPAS.com - Duka menyelimuti Kota Wuhan karena penyebaran virus corona.
Penduduk setempat pun tidak dapat pergi setelah pemerintah memberlakukan pembatasan pergerakan mereka.
Sejumlah negara juga melakukan evakuasi terhadap warga mereka masing-masing yang masih berada di Wuhan. Di antaranya Inggris, Jepang maupun Amerika Serikat.
Tak semua evakuasi mendatangkan kebahagiaan, tetapi juga ada kisah sedih di baliknya. Seperti yang dialami oleh seorang pria warga negara Inggris bernama Nick House yang memiliki istri Warga Negara Indonesia (WNI).
Melansir The Guardian, Nick House mengungkapkan kesedihannya saat pemerintah Inggris menyelesaikan perencanaan untuk mengevakuasi warganya yang berada di Wuhan.
Nick tinggal bersama istrinya yang berkebangsaan Indonesia dan dua anaknya.
Nick masuk ke dalam daftar warga Inggris yang akan dievakuasi. Namun, istrinya dikabarkan tidak dapat turut serta dalam penerbangan yang sama karena ia tidak memiliki visa Inggris saat ini.
"Saya tidak akan pergi tanpa istri saya," ungkap Nick.
Baca juga: Virus Corona Menyebar, Indonesia dan 13 Negara Ini Akan Evakuasi Warganya dari Wuhan
Selain Nick House, kisah serupa juga dialami oleh keluarga Inggris lainnya yakni Jeff Siddle.
Jeff datang ke Provinsi Hubei bersama istrinya, Sindy Siddle, dan anaknya yang berusia sembilan tahun, Jasmine.
Mereka menghabiskan tahun baru Imlek dengan keluarganya di Desa Hongtu.
Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan, Sindy tidak diizinkan untuk turut serta dalam evakuasi warga negara Inggris dalam beberapa hari ke depan karena ia memiliki paspor China.
"Saya sangat pusing. Kondisi ini sangat mengerikan," kata Jeff.
Menurutnya, kondisi ini merupakan mimpi terburuknya.
"Bagaimana mereka bisa menempatkan sebuah keluarga dalam posisi seperti ini? Harus meninggalkan Sindy di China akan menjadi hal terburuk yang dapat dilalui siapa pun. Bagaimana saya bisa memberi tahu Jasmine bahwa ibunya tidak bisa ikut pulang?," tambah Jeff.