Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari ini dalam Sejarah: Pesawat MH370 Dinyatakan Alami Kecelakaan, 239 Penumpang Tewas

Kompas.com - 29/01/2020, 08:04 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 5 tahun yang lalu, tepatnya pada 29 Januari 2015, Pemerintah Malaysia mengeluarkan pernyataan resmi pesawat Malaysia Airlines MH370 mengalami kecelakaan.

Pernyataan tersebut sudah ditunggu-tunggu keluarga korban dan masyarakat luas, setelah tidak adanya kepastian hampir 11 bulan.

Diberitakan Harian Kompas (30/01/2015), pesawat Malaysia Airlines MH370 dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014.

Namun pemerintah Malaysia baru memberikan kejelasan status pesawat pada 29 Januari 2015.

Dalam pengumuman tersebut sebanyak 239 penumpang pesawat, termasuk awak kapal dinyatakan meninggal.

Sebagian besar, yaitu dua pertiga penumpang MH370 adalah warga negara China.

Direktur Jenderal Departemen Penerbangan Civil Aviation Malaysia Azharuddin Abdul Rahman mengakui pernyataan kecelakaan itu sulit diterima kerabat korban.

Namun, menurutnya, kepastian lewat pengumuman resmi pemerintah itu penting bagi mereka untuk kembali hidup normal.

Dengan status pesawat mengalami kecelakaan dan seluruh korban dinyatakan tewas, pihak perusahaan maskapai bisa mulai menghitung besar ganti rugi.

Seperti diketahui sebelumnya, pesawat MH370 hilang tanpa jejak dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing.

Berdasarkan data satelit, pesawat diindikasi memutar ke arah daerah terpencil di Samudera Hindia.

Hal itu sempat membuat dugaan, pesawat sengaja diarahkan ke tempat terpencil itu. Hingga berita tersebut ditulis, keberadaan MH370 masih misteri.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Legenda Film Bisu, Charlie Chaplin Meninggal Dunia

Puing pesawat ditemukan

Grace Nathan, salah satu kerabat penumpang penerbangan MH370, menunjukkan serpihan puing yang diyakini milik pesawat yang hilang.AFP / MOHD RASFAN Grace Nathan, salah satu kerabat penumpang penerbangan MH370, menunjukkan serpihan puing yang diyakini milik pesawat yang hilang.

Dilansir Britannica, potongan puing pertama baru ditemukan 29 Juli 2015. Saat itu flaperon sayap kanan ditemukan di sebuah pantai di pulau Reunion, Perancis.

Selama satu setengah tahun berikutnya, 26 potongan puing ditemukan di pantai Tanzania, Mozambik, Afrika Selatan, Madagaskar, dan Mauritius.

Dua keping puing berasal dari bagian dalam kabin, menunjukkan bahwa pesawat itu telah hancur.

Tetapi tidak dapat ditentukan apakah perpecahan itu terjadi di udara atau saat terjadi benturan dengan laut.

Studi terhadap puing-puing yang ditemukan di Tanzania menunjukkan pesawat tidak mengalami penurunan yang terkontrol. Artinya, pesawat itu tidak dipandu ke pendaratan air.

Penemuan puing-puing itu digunakan untuk mempersempit area pencarian di Samudera Hindia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Produksi Toy Story Pertama Dimulai

Penyebab kecelakaan

Dilansir Britannica, penjelasan tentang apa yang mungkin terjadi pada penerbangan MH370 sangat beragam.

Hilangnya Aircraft Communication Addressing and Reporting System (ACARS) dan sinyal transponder pesawat memicu spekulasi yang sedang berlangsung tentang adanya pembajakan pesawat.

Namun tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung oleh individu atau kelompok manapun.

Selain itu tampaknya pembajak juga tidak akan menerbangkan pesawat ke Samudera Hindia bagian selatan.

Ada dugaan pilot disarankan bunuh diri oleh salah satu kru, karena sinyal pesawat dimatikan.

Tapi tidak ada yang mencurigakan dari perilaku kapten, perwira pertama, maupun awak kabin sebelum penerbangan.

Pada bulan Juli 2018 pemerintah Malaysia mengeluarkan laporan terakhir tentang hilangnya MH370.

Kerusakan mekanis dianggap sangat tidak mungkin, dan perubahan jalur penerbangan kemungkinan dihasilkan dari input manual.

Tetapi pada akhirnya para peneliti tidak dapat menjawab mengapa MH370 menghilang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tsunami Terjang Flores, Lebih dari 1.300 Orang Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com