KOMPAS.com - Jumlah kasus kematian akibat virus corona Wuhan terus bertambah. Hingga hari ini, Senin (27/1/2020), jumlah kematian telah mencapai 80 orang.
Infeksi terbaru juga dideteksi di AS pada orang-orang yang datang dari Wuhan, China.
Sementara, di China, jumlah kasusnya telah melonjak hingga mencapai lebih dari 2.700 kasus. Bahkan, saat ini telah dikonfirmasi pasien termuda yang terkena virus corona.
Berikut informasinya:
Pada Minggu (26/1/2020), Wali Kota Wuhan, mengatakan bahwa kemungkinan ada sekitar 1.000 kasus lagi yang dikonfirmasi di kota tersebut.
Mengutip The New York Times, dalam sebuah konferensi pers, Walikota Wuhan, Zhou Xianwang, mengatakan bahwa perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi jika sekitar setengah dari hampir 3.000 kasus yang dicurigai virus corona menunjukkan uji positif terhadap penyakit ini.
Hingga kini, pasien termuda yang dikonfirmasi terinfeksi adalah bayi perempuan berusia 9 bulan di Beijing.
Kabar tersebut diberitakan oleh The People's Daily, sebuah surat kabar milik pemerintah.
Di Beijing sendiri, ada 68 kasus yang terkonfirmasi virus corona Wuhan tersebut.
Sebelumnya, sebagian besar pasien yang terinfeksi berasal dari berbagai usia dengan pasien meninggal paling banyak dari usia 60 tahun ke atas.
Sebagian pasien yang meninggal dunia ini juga diketahui memiliki sejumlah riwayat penyakit lain.
Baca juga: Virus Corona Menyebar, Menteri Kesehatan China Beri Peringatan
CDC (Center for Disease Control and Prevention) mengungkapkan bahwa lebih dari 100 orang di 26 negara tengah diawasi dan diinvestigasi tentang risiko mengidap virus corona.
Sebab, sebagian pernah melakukan perjalanan ke Wuhan atau melakukan kontak dengan pasien virus corona. Ada juga yang menunjukkan gejala seperti demam, batuk, dan napas pendek yang dapat disebabkan oleh virus.
Sejauh ini, 25 dari pasien di bawah investigasi tersebut telah terkonfirmasi negatif virus corona.
CDC juga mendesak publik untuk melakukan suntik flu. Hal itu untuk membantu mengurangi jumlah orang yang memeriksakan diri untuk gejala-gejala keliru yang disangka sebagai jenis virus corona baru ini.
Selain itu, juga disiapkan peralatan tes untuk dikirim ke departemen kesehatan negara supaya mereka dapat menguji virus tersebut sendiri tanpa harus mengirimkan sampel ke CDC.
Akan tetapi, persiapan ini membutuhkan beberapa minggu hingga dapat selesai.
Baca juga: Virus Corona Wuhan, SARS, dan MERS: Mana yang Penyebarannya Paling Pesat?
Pada Minggu (26/1/2020), Kepala Komisi Kesehatan Nasional China, Ma Xiaowei memberikan peringatan bahwa orang yang terkena virus ini dan tidak menunjukan gejala flu, tetap dapat menularkan virus ini kepada orang lain.
"Epidemi ini telah memasuki periode yang lebih serius dan kompleks," tutur Ma.
Ia juga mengungkapkan bahwa periode inkubasi virus corona adalah sekitar 10 hingga 14 hari. Selama periode tersebut, virus ini dapat menular.
Sementara, sebuah penelitian dari Medical Journal The Lancet, juga menyebutkan bahwa orang-orang yang terinfeksi dengan virus corona mungkin dapat menyebarkan virus tersebut meskipun mereka tidak memiliki gejala seperti flu.
Penyebaran virus oleh orang tanpa adanya gejala dapat membuat pengontrolan terhadap virus ini semakin sulit dilakukan.
Baca juga: 30 dari 31 Provinsi di China Terkonfirmasi Adanya Virus Corona