KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat adanya puluhan warga yang terjangkit antraks.
Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Besar Penelitian Veteriner (BBVET), ternak dan tanah di wilayah Dusun Ngrejek Wetan, Desa Gombang, Gunungkidul positif antraks.
Dari seluruh temuan warga yang terpapar antraks di wilayah tersebut, dugaan gejala klinis terjadi pada 87 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, 27 warga dinyatakan positif antraks.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menekankan agar masyarakat tidak menyembelih hewan yang mati atau sakit.
Apa sebenarnya penyakit antraks?
Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh mikroba Bacillus anthracis. Mikroba ini terdapat di tanah.
Sebelumnya, antraks dikenal secara luas pada tahun 2001 saat digunakan sebagai senjata biologis. Saat itu, bubuk spora antraks dikirimkan melalui surat pos AS.
Serangan antraks ini kemudian menyebabkan lima kematian dan 17 kasus penyakit. Peristiwa ini pun menjadi salah satu serangan biologis terburuk dalam sejarah AS.
Baca juga: Cegah Penyebaran Antraks, Pemkab Gunungkidul Akan Beli Ternak yang Mati
Melansir Healthline, seseorang dapat terjangkit antraks melalui kontak langsung ataupun tidak langsung. Misalnya melalui sentuhan, hirupan, atau mencerna spora antraks.
Ketika spora antraks telah ada di dalam tubuh dan teraktivasi, bakteri akan membelah diri, menyebar, dan memproduksi toksin atau racun.
Manusia dapat terjangkit antraks melalui hewan, yaitu apabila mengalami hal-hal berikut:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa antraks adalah salah satu spora yang paling mungkin digunakan dalam serangan biologis. Sebab, antraks mudah untuk disebarkan dan dapat menyebabkan penyakit secara luas hingga kematian.
Gejala antraks bergantung pada jenisnya. Berikut adalah gejala yang dapat dilihat pada masing-masing jenis.
Baca juga: Puluhan Orang di Gunungkidul Positif Antraks
Pengobatan terhadap antraks bergantung pada berkembang tidaknya gejala. Jika seseorang terpapar antraks, tetapi tidak menunjukkan gejala, dapat dimulai perawatan pencegahan.
Pengobatan pencegahan terdiri atas antibiotik dan vaksin antraks.
Jika seseorang terpapar antraks dan menunjukkan gejala, dokter akan menggunakan antibiotik untuk 60 hari hingga 100 hari.
Sementara, tingkat keberhasilan pengobatan bergantung pada faktor usia, kondisi kesehatan penderitan, dan luas bagian tubuh yang terinfeksi.
Apabila tidak ditangani dengan cepat, antraks dapat menyebabkan komplikasi serius seperti peradangan otak dan tulang belakang (meningitis).
Baca juga: Waspada Antraks, Kenali Penularan, Gejala, hingga Pencegahannya
Risiko antraks dapat dikurangi dengan meminimalisir faktor-faktor penularan antraks. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah: