KOMPAS.com - Pasca terbunuhnya Qasem Soleimani dalam sebuah serangan di Bandara Baghdad atas perintah Presiden AS Donald Trump, para pemimpin negara di dunia telah memberikan responsnya.
Kebanyakan mengungkapkan kekhawatiran bahwa kejadian ini dapat memicu eskalasi serius di kawasan tersebut dan berpotensi mengarahkan kepada perang.
Melansir Al Jazeera, berikut respons-respons dari para pemimpin negara-negara di dunia:
Setelah terjadinya serangan yang menewaskan Soleimani, Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan AS akan pembalasan dendam yang berat.
Sementara, Menteri Luar Negeri Iran Javed Zarif juga merespons peristiwa ini dengan unggahan di Twitter yang berbunyi:
"Tindakan terorisme internasional AS, yang menargetkan dan membunuh Jenderal Soleimani (pasukan paling mengesankan dalam memerangi Daesh (ISIS), Al Nusrah, Al Qaeda), adalah tindakan paling berbahaya dan eskalasi yang bodoh," tulisnya.
The US' act of international terrorism, targeting & assassinating General Soleimani—THE most effective force fighting Daesh (ISIS), Al Nusrah, Al Qaeda et al—is extremely dangerous & a foolish escalation.
The US bears responsibility for all consequences of its rogue adventurism.
— Javad Zarif (@JZarif) January 3, 2020
Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengutuk serangan AS tersebut. Ia menyebutnya sebagai "agresi" terhadap Irak dan akan memicu terjadinya perang.
"Pembunuhan seorang komandan Irak adalah agresi terhadap Irak sebagai negara, pemerintah, dan rakyat," kata Abdul Mahdi dalam sebuah pernyataan.
Menurut dia, melakukan operasi likuidasi fisik terhadap tokoh-tokoh Irak atau negara saudara di tanah Irak adalah sebuah pelanggaran besar terhadap kedaulatan Irak.
"Serangan ini menjadi eskalasi berbahaya yang memicu perang destruktif di Irak dan juga dunia," kata Abdul Mahdi.
Ia menambahkan, serangan ini juga merupakan sebuah pelanggaran yang dilakukan terang-terangan terhadap syarat diizinkannya pasukan AS di tanah Irak.
Baca juga: Saat-saat Terakhir sebelum Serangan AS Menewaskan Qasem Soleimani...
Pemerintah Suriah menuduh Washington berusaha menyulut konflik di Timur Tengah.
"Suriah yakin bahwa agresi AS yang pengecut ini hanya akan memperkuat tekad untuk mengikuti jejak perlawanan para martir," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri sebagamana dikutip dalam Al Jazeera.
Ia juga menggambarkan bahwa peristiwa yang menewaskan Soleimani adalah situasi eskalasi serius di kawasan tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyuhu mengatakan, AS memiliki hak untuk mempertahankan diri dengan membunuh Soleimani.