Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Kibarkan Bendera Merah, Apa Artinya?

Kompas.com - 06/01/2020, 13:43 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Jumat, 3 Januari 2020, Jenderal Iran Qasem Soleimani tewas di Baghdad dalam serangan udara Amerika Serikat. 

Iran pun merespons kejadian tersebut dengan mengibarkan bendera merah di atas Masjid Jamkaran, di Kota Suci Syiah Qom, Iran. 

Pengibaran bendera tersebut disiarkan secara langsung atau live di stasiun-stasiun televisi.

Lantas, apa arti dari pengibaran bendera merah di Iran?

Arti pengibaran bendera merah 

Melansir dari The Times of India, bendera merah Iran ini berarti panggilan untuk melakukan pembalasan terhadap kematian Soleimani yang tewas karena serangan Amerika Serikat di Baghdad.

Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.

Bendera merah, konon dikibarkan di tempat suci Imam Hussain di Karbala setelah kematiannya dalam Pertempuran Karbala (680 M).

Bendera tersebut belum diturunkan sampai sekarang. Sejalan dengan tradisi Syiah, bendera itu hanya akan diturunkan begitu kematian Imam Hussain dibalas.

Sementara saat ini, pengibaran bendera merah menggarisbawahi keseriusan seruan Iran untuk membalas kematian Kepala Pasukan Elit Quds, Qasem Soleimani.

Baca juga: Kemenlu Siapkan Rencana Perlindungan WNI di Irak dan Iran, Ada Apa?

Serangan udara

Pada Jumat, 3 Januari 2020, serangkaian roket diluncurkan di Baghdad. 

Roket-roket tersebut jatuh di dekat zona hijau yang menampung kantor-kantor pemerintah dan kedutaan asing, termasuk kedutaan besar AS.

Serangan udara di bandara utama Baghdad telah menyebabkan ketegangan antara Iran dengan Amerika Serikat meningkat dan memunculkan kekhawatiran akan terjadinya perang.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan menyetujui Soleimani adanya serangan tersebut. 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, Soleimani merencanakan serangkaian serangan yang akan membahayakan pasukan dan diplomat Amerika di Timur Tengah.

Selain itu, Soleimani disebut terlibat atas serangan terhadap pasukan AS dan sekutu Amerika yang akan kembali ke invasi di Irak pada 2003.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com