Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

28 Desember 2014, Air Asia QZ8501 Hilang dan Jatuh di Selat Karimata

Kompas.com - 28/12/2019, 09:50 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 5 tahun lalu, tepatnya 28 Desember 2014, pesawat AirAsia dengan kode penerbangan QZ8501 jatuh.

Pesawat ini terbang dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu pagi, 28 Desember 2014, pada pukul 05.36 WIB, dengan mengikuti jalur yang biasa yaitu M635.

Pesawat AirAsia berjenis A 320-200 tersebut dikemudikan pilot Irianto dan kopilot Remi Emmanuel Plesel.

Melansir Harian Kompas, 29 Desember 2014, pesawat melakukan kontak terakhir dengan ATC Jakarta.

Saat itu, pilot meminta menghindar ke arah kiri dan meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki dari 32.000 kaki.

Permintaan untuk menghindar ke kiri disetujui ATC, tetapi untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki belum disetujui.

Kontak terakhir terpantau di antara Pulau Belitung dan Pulau Kalimantan.

Pukul 06.17, pesawat hanya tinggal sinyal di dalam radar ATC.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami Messina Tewaskan 100.000 Orang

Pesawat AirAsia QZ8501 ini membawa 155 penumpang yang terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi.

Pesawat ini diketahui hilang kontak dengan pemandu lalu lintas udara pada pukul 06.18 WIB.

Sebelumya, pesawat dijadwalkan tiba di Singapura pada pukul 06.57 WIB.

Operasi pencarian

Untuk memastikan keberadaan pesawat tersebut, pemerintah melakukan operasi pencarian besar-besaran setelah pesawat hilang kontak.

Adapun armada pencarian saat itu adalah sebagai berikut:

  • 2 unit pesawat CN 235, 1 unit kapal penyapu ranjau (TNI AL)
  • 8 kapal perang RI (TNI AL)
  • Kapal KN224, 12 vessel boat, dan puluhan kapal kecil (Basarnas)
  • 2 unit Hercules dan 2 unit helikopter Super Pumma, 1 unit Boeing Patroli Maritis (TNI AU)

Selain itu, pencarian ini juga melibatkan BPPT dalam pengerahan kapal riset untuk memetakan kondisi dasar laut.

Para nelayan di wilayah Belitung Timur juga terlibat untuk membantu pencarian serpihan pesawat atau barang milik penumpang.

Pencarian pesawat ini pun juga dibantu oleh tim-tim dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Adapun armada-armada dari negara tetangga tersebut terdiri atas 2 unit pesawat Hercules dan 5 unit kapal.

Hasil temuan

Melansir Kompas.com , 1 Desember 2015, Komite Nasional Keselmatan Transportasi (KNKT) kemudian merilis hasil investigasi setelah hampir setahun pesawat AirAsia QZ8501 hilang.

Hasil investigasi tersebut dilakukan setelah kotak hitam pesawat yang jatuh ditemukan di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Menurut KNKT, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.

Pada pukul 06.01 WIB, pilot mendeteksi adanya gangguan melalui tanda peringatan. Gangguan terjadi pada sistem Rudder Travel Limiter (RTL) yang terletak di bagian ekor pesawat

Pilot mengatasi gangguan itu dengan mengikuti prosedur dalam Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM).

Gangguan yang sama muncul pada pukul 06.09 sehingga pilot melakukan tindakan sesuai dengan prosedur yang sama.

Gangguan pada bagian yang sama dan tanda peringatan yang sama terjadi kembali empat menit setelah gangguan kedua.

Pilot kembali melakukan prosedur sesuai ECAM. Namun, dua menit setelahnya, masalah pada bagian yang sama kembali timbul.

Pada gangguan keempat tersebut, pilot mengubah tindakan dengan tidak sesuai dengan prosedur ECAM. Masalah yang terjadi ternyata berbeda pada tiga gangguan sebelumnya.

Saat itu, circuit breaker (CB) pada flight augmentation computer (FAC) direset oleh teknisi pesawat.

Kemungkinan pilot QZ8501 melakukan reset ulang CB untuk mengatasi gangguan pada RTL. Hal tersebut ternyata menonaktifkan FAC 1 dan 2.

Setelah kedua komputer tidak aktif, kendali pesawat berganti dari normal law ke alternate law.

Dengan kata lain, kendali penerbangan tidak lagi otopilot, tetapi dilakukan secara manual.

Setelah itu, pesawat pun kehilangan kendali dan berguling. Pesawat yang berguling tersebut dapat kembali normal setelah ada input.

Pada ketinggian pesawat saat itu, badan pesawat kembali dalam posisi normal, tetapi di luar kendali pilot hingga akhirnya jatuh ke laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com