KOMPAS.com - Hari Ini 21 tahun lalu, tepatnya 19 Desember 1998, Presiden ke-42 Amerika Serikat, Bill Clinton dimakzulkan dari jabatannya.
Setelah hampir 14 jam perdebatan, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menyetujui dua
pasal sebagai dasar pemakzulan terhadap Presiden Bill Clinton.
Clinton dituduh melakukan kebohongan di bawah sumpah dewan hakim federal dan menghalangi keadilan.
Presiden ke-42 AS itu pun berjanji untuk mengakhiri masa jabatannya. Ini menjadikannya sebagai presiden kedua AS yang dimakzulkan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Perang Verdun dengan Korban 1 Juta Orang
Dikutip dari History, pada November 1995, Clinton melakukan skandal perselingkuhan dengan Monica Lewinsky, pekerja migran berusia 21 tahun.
Selama 1,5 tahun, Clinton dan Lewinsky kerap melakukan pertemuan di Gedung Putih.
Setelah pindah ke Pentagon pada April 1996, Lewinsky menceritakan hubungan gelapnya dengan Clinton kepada seorang rekan kerjanya, Linda Tripp.
Ketika hubungan Clinton dan Lewinski berakhir, Lewinsky menceritakan kisah cintanya itu secara rinci dan direkam oleh Tripp tanpa sepengetahuannya.
Pada bulan Desember 1996, pengacara untuk Paula Jones, wanita yang menuntut Clinton atas tuduhan pelecehan, memanggil Lewinsky.
Satu bulan kemudian, Lewinsky mengajukan pernyataan tertulis yang berisikan sangkalan atas dugaan perselingkuhannya dengan Clinton.
Namun, banyak yang meyakini bahwa tindakan Lewinsky tersebut dilakukan atas perintah Clinton.
Lima hari kemudian, Tripp menghubungi Kenneth Starr, penasihat independen Whitewater untuk membicarakan kasus Lewinsky dan menyerahkan sejumlah kaset berisi rekaman pembicaraannya dengan Lewinsky.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kali Pertama Pesawat Diterbangkan di Dunia
Mengetahui hal itu, Trip segera dibawa oleh agen-agen FBI dan dipertemukan dengan Lewinsky pada 16 Januari 1998 di sebuah hotel.
Beberapa hari kemudian, kabar perselingkuhan itu pun menyebar di kalangan publik.
Clinton secara terbuka membantah tuduhan tersebut dan mengatakan, "Saya tidak memiliki hubungan dengan wanita itu, Ms. Lewinsky".