KOMPAS.com - Hari ini, 38 tahun yang lalu, tepatnya 11 Desember 1981, terjadi pembantaian lebih dari 800 penduduk di El Mozote.
Pembantaian ini dilakukan oleh tentara Salvador yang di back up oleh militer Amerika Serikat.
Tragedi ini menewaskan lebih dari 800 penduduk di wilayah El Mozote, 200 km dari ibu kota San Salvador.
Melansir BBC, pembantaian di El Mozote ini adalah kejadian paling berdarah selama konflik yang terjadi di El Salvador.
Mengutip dari Human Right Watch, menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh kantor HAM Tutela Legal pada 9 November 1991, tentara Salvador melakukan pembantaian dalam jumlah besar selama beberapa hari di pertengahan Desember 1981.
Pembantaian ini dilakukan di kota-kota El Mozote seperti La Joya, Cerro Pando, Rancherla, Los Toriles, dan Jocote Amarillo di bagian utara Morazan.
Laporan Tutela Legal ini juga merekonstruksi peristiwa-peristiwa yang terjadi pembantaian dan membuat daftar 794 korban.
Jumlah ini didominasi oleh anak-anak kecil yang terbunuh selama tiga hari pembantaian yang dimulai pada 11 Desember 1981.
Batalion Atlacatl kemudian dituduh telah dibentuk dan dilatih oleh Amerika Serikat sebagai pasukan anti-gerilya elit yang mengarahkan sejumlah pembantaian, termasuk dalam tragedi El Mozote.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: John Lennon Ditembak Mati oleh Penggemarnya
Berdasarkan informasi yang diperoleh Americas Watch oleh El Rescate yang berbasis di Los Angeles, Kepala Brigadir ketiga saat itu adalah Letnal Coloner Jaime Ernesto Flores Grijalva. Sementara, Kepala Detasemen Militer keempat saat itu adalah Elmer Gonzalez Araujo.
Angkatan Udara Salvador juga diduga terlibat dalam mengangkut pasukan dan meluncurkan roket-roket di desa.
Saat pembantaian, saksi melaporkan bahwa sebuah helikopter yang membawa tiga komandan dan tiba di plaza pusat El Mozote untuk melakukan survei operasi.
Kesaksian-kesaksian diambil dari sejumlah warga yang selamat di desa-desa yang berbeda. Mereka melihat atau mendengar pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah tersebut.
Banyak warga yang kemudian pergi dari Morazan, ke kamp-kamp pengungsian di Honduras dan baru kembali lagi ke El Salvador di tahun 1990an.
Baca juga: Diperingati Tiap 10 Desember, Ini Sejarah Hari HAM Internasional
Pada 8 Desember 1981, sejumlah pasukan diangkut menggunakan helikopter ke kota Perquin. Pasukan Nasional yang ditempatkan di Perquin secara paksa merekrut 10 warga sipil untuk membawa peralatan para perwira.