KOMPAS.com - Kabar penonaktifan Direktur Utama Televisi Republik Indonesia (TVRI) Helmy Yahya mengejutkan banyak pihak.
Penonaktifan Helmi Yahya sebagai Dirut TVRI itu pun menuai reaksi netizen dan menjadi terpopuler di media sosial Twitter.
Hingga saat ini, Jumat (6/12/2019) pukul 11.25, kata TVRI diperbincangkan sebanyak 9.976 oleh warganet Twitter.
Mereka menganggap kinerja Helmy Yahya sudah sesuai relnya, dan membuat TVRI kembali diminati publik, sehingga penonaktifan itu menuai tanda tanya.
"Sejak ditangani @helmyyahya TVRI telah berubah signifikan. Wajahnya yang dulu kuno dan membosankan kini menjadi modern dan menarik untuk ditonton. Saya heran orang yang justeru membawa perubahan besar ini kok malah dinonaktifkan oleh Dewas. Nggak salah yah #savetvri," tulis akun @indrayr.
Berikut sepak terjang Helmy Yahya:
Harian Kompas, 23 Agustus 2001 memberitakan, Helmy lahir dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan.
"Saya dari keluarga bersahaja, bahkan boleh dibilang memprihatinkan. Ayah hanya pedagang kaki lima, penjual kacamata," kata Helmy.
Meski kondisi ekonomi pas-pasan, orangtua Helmy berusaha menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan, dua anak terakhir, Tantowi dan Helmy diupayakan bersekolah di Jawa.
Saat kuliah di Jakarta itulah jalan menuju bisnis hiburan televisi terbuka untuknya.
Sejak tahun 1990-an, nama Helmy Yahya sudah mulai dikenal di dunia hiburan. Ia dikenal sejak bekerja pada Ani Soemadi yang dikenal sebagai "Ratu Kuis".
Sekitar sepuluh tahun Helmy ikut menggarap belasan kuis televisi. Helmy kemudian bekerja mandiri dengan mendirikan perusahaan PT Triwarsana yang kini mempunyai tenaga inti 40 orang.
Kuis dan acara televisi yang pernah digarap Helmy antara lain Kata Demi Kata atau Pesta Bintang di SCTV, Who Wants to be a Millionaire Indonesia di RCTI.
Baca juga: Sama-sama Ditunjuk Jokowi, Beda Sikap Rini dan Erick Thohir terhadap Garuda
Dilantik pada akhir tahun 2017, Helmy Yahya bertekad untuk merebut kembali hati pemirsa.
Ia dilantik bersama beberapa direksi baru lainnya, yaitu Direktur Pengembangan Usaha Rini Padmirehatta, Direktur Program dan Berita Apni Jaya Putra, Direktur Keuangan Isnan Rahmanto, Direktur Umum Tumpak Pasaribu, serta Direktur Teknik Supriyono.