Ia mengatakan sampai hari ini belum ada kelompok pendukung khilafah yang ke DPR untuk bertemu fraksi PDI-P.
"Saya sudah nunggu-nunggu, bukan saya, nanti yang hadapi anak buah saya. Supaya enak gitu loh. Pantes oh ini (alasannya) mau merubah negara kita tercinta ini," tutur Mega.
Baca juga: Megawati Minta Pendukung Khilafah Datang ke DPR Sampaikan Aspirasi
Mega dalam acara tersebut sempat menceritakan persahabatannya dengan Prabowo Subianto yang telah berlangsung sejak lama.
"Kenapa Pak Prabowo, sampai orang bingung kok saya bisa sobatan sama Prabowo Subianto? Memangnya kenapa? Karena kalau buat saya itu Pancasila saya," ujar Megawati.
Mega juga menceritakan bagaimana dirinya menyelamatkan Prabowo dari stateless atau tanpa kewarganegaraan.
Kejadian tersebut terjadi ketika Megawati tengah menjabat sebagai presiden pada 2001-2004.
Meski demikian, Megawati tak menyebut waktu pastinya, dan tak menjelaskan mengenai alasan kenapa status kewarganegaarn Prabowo bisa bermasalah.
"Dulu saya ambil beliau keleleran (telantar), saya marah sebagai Presiden, siapa yang buang beliau stateless? Saya marah pada Menlu, saya marah pada Panglima. Apa pun juga beliau manusia Indonesia, pulang beri dia itu tanggung jawab," ucap Megawati.
Baca juga: Cerita Megawati Selamatkan Prabowo yang Telantar Tak Punya Kewarganegaraan
Saat acara tersebut Megawati menyebut banyak masjid-masjid di kantor kementerian terpapar radikalisme.
"Kita sendiri tahu sudah sampai seberapa jauh terpaparnya masjid-masjid kita. Masih banyak di masjid-masjid kementerian," kata Megawati.
"Saya sampai tanya dengan kiai-kiai, ini senior saya. Saya sampaikan, apakah masjid itu, apakah Allah SWT itu memang penyampaiannya itu adalah kebencian, merusak, tidak toleran," sambungnya.
Ia mengatakan pernah menyampaikan hal tersebut kepada ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla.
Ia meminta Kalla untuk mengawasi agar masjid tak mengundang penceramah yang kerap menyampaikan kebencian.
"Tolong pak kalau dibiarkan saja hanya kebencian yang diberikan kepada mereka-mereka ini, rakyat kita yang perlu rohaninya diisi, tapi oleh seperti itu. Bagaimana kalau kita kejadian seperti di timur tengah? Siapa yang akan menghentikan?" kata dia.
Megawati juga menyampaikan dirinya juga sudah berbicara kepada Menteri Pendayagunaam Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo untuk memikirkan mengenai kenapa ASN bisa terpapar radikalisme.
Baca juga: Saat Megawati Curhat ke Kiai dan JK soal Masjid di Kementerian Terpapar Radikalisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.