Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Monas, Aparat Diingatkan Berhati-hati Menyimpulkan

Kompas.com - 03/12/2019, 15:14 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pihak kepolisian diminta berhati-hati menyampaikan pernyataan terkait peristiwa ledakan di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019) pagi.

Ledakan diduga berasal dari granat asap dan melukai 2 orang anggota TNI.

Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst (CII) Harits Abu Ulya mengatakan, polisi sebaiknya tak tergesa-gesa menyimpulkan siapa yang berada di balik ledakan itu.

"Tidak perlu tergesa-gesa menyimpulkan pelakunya siapa. Jadi lebih baik digali sampai pada terbuka semua dan terungkap," kata Harits saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Menurut Harits, seringkali aparat selama ini tak konsisten dalam menyampaikan pernyataan ketika terjadi peristiwa teror.

Baca juga: Pasca Ledakan di Monas, Polisi Imbau Masyarakat Tenang

Hal yang disampaikan kepada publik disebutnya belum merupakan hasil penyidikan mendalam.

"Kalau bisa cepat menyimpulkan, berarti jauh hari sebelumnya sudah punya indikasi-indikasi akan terjadi aksi. Tapi kenapa tidak ada langkah preventif. Ini kan aneh," kata Harits.

Oleh karena itu, terkait peristiwa ledakan di kawasan Monas, ia menyarankan agar lebih dulu didalami motifnya dan tidak tergesa-gesa menyebutkan siapa di balik aksi teror.

Ia juga menganggap ada yang janggal dengan informasi yang mengaitkan peristiwa ini dengan salah satu kelompok dan menargetkan kelompok tertentu.

Meski demikian, ia menyampaikan keprihatinan atas peristiwa ini karena menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan.

Ia berharap, ada tim gabungan untuk mengungkap ledakan di Monas.

"Kalau intuisi saya ini ada aktor yang ingin mengalihkan isu dari fenomena yang ada hari ini," kata dia.

Baca juga: Ledakan di Monas, Granat Tak Bisa Sembarangan Dimiliki Anggota Polri dan TNI

Mengenai granat asap, Harits mengatakan, akses untuk mendapatkan granat tersebut tak mudah.

"Kalau granat ini kan enggak semua orang punya akses granat. Bisa diforensik lah ini betul atau enggak. Kalau ada yang punya di luar institusi resmi ini kan patut dipersoalkan," kata dia.

Seperti diberitakan, pada Selasa pagi (3/12/2019), terjadi ledakan yang berasal dari granat asap di kawasan taman Monumen Nasional (Monas).

Dua orang anggota TNI yang tengah berolahraga menjadi korban.

Kedua TNI tersebut adalah Serka Fajar dan Prada Gunawan, anggota Mako Gartap (Markas Komando Garnisun Tetap) yang ada di Jalan Medan Merdeka Timur.

Serka Fajar mengalami luka di tangan kiri karena sempat memegang granat asap, sedangkan Prada Gunawan mengalami luka ringan di bagian paha.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kronologi Ledakan Di Kawasan Monas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Situs Batu Naga

Situs Batu Naga

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com