Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bernard Arnault, CEO LVMH yang Mengancam Posisi Kekayaan Jeff Bezos

Kompas.com - 29/11/2019, 16:56 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pendiri Amazon Jeff Bezos terancam kehilangan gelarnya sebagai orang terkaya di dunia.

Posisi tersebut kemungkinan besar akan digantikan oleh CEO LVMH Bernard Arnault yang baru saja menandatangani akta jual beli perusahaan perhiasan terbesar di dunia, Tiffany.

Perusahaan perhiasan yang berbasis di New York itu ia beli dengan 16 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 225 trilliun.

Sejak pembelian perusahaan tersebut, saham pembuat barang mewah, LVMH naik drastis yang turut mendorong kenaikan kekayaan bersihnya.

Saat ini, Arnault menduduki peringkat kedua sebagai orang kaya di dunia.

Sedangkan peringkat pertama masih diduduki oleh Jeff Bezos dan peringkat ketiga jatuh kepada Bill Gates.

Kekayaan Bezos saat ini mencapai 110 miliar dollar AS. Sementara Gates memiliki kekayaan bersih sebesar 107 miliar dollar AS.

Sedangkan kekayaan bersih Arnault mencapai 107,6 miliar dollar AS, yang diperkirakan akan terus bertambah menyusul Bezos.

Bulan Maret lalu, Arnault berhasil menggeser posisi Warren Buffet sebagai orang kaya nomor tiga di dunia.

Baca juga: 4 Kiat Sukses Berinvestasi ala Warren Buffet

Profil Bernard Arnault

Lalu pada bulan Juni, posisinya meningkat menjadi orang kaya nomor tiga di dunia.

Dan kini, posisi Arnault terus naik menjadi orang kaya nomor dua di dunia.

Kekayaan bersih Arnault telah melonjak lebih dari 49 persen atau sekitar 34,1 miliar dollar AS pada tahun 2019.

Lalu pada bulan Oktober lalu, Arnault menghasilkan 5,1 milliar dollar AS hanya dalam rentang waktu 48 jam setelah lonjakan harga saham korporasinya.

Lalu, siapakah sebenarnya taipan Perancis yang kekayaannya kian melejit di 2019 ini?

Tokoh bisnis milliarder asal Perancis ini memiliki nama lengkap Bernard Jean Étienne Arnault.

Tak hanya berbakat di bidang bisnis, pria 70 tahun itu juga memiliki passion di bidang seni.

Tahun 2006, Arnault juga menggagas proyek pembangunan Yayasan Louis Vuitton yang didedikasikan untuk penciptaan dan seni kontemporer.

Ia juga mengoleksi karya seni kelas atas termasuk karya Picasso, Yves Klein, Henry Moore, dan Andy Warhol.

Dia memulai karier profesionalnya sebagai insinyur di perusahaan konstruksi Ferret-Savinel, dan berturut-turut dipromosikan ke berbagai posisi manajemen eksekutif sebelum menjadi Ketua pada tahun 1978.

Baca juga: Sempat Jadi Trending Topic di Twitter, Ini Profil Bambang Pamungkas

Sepak Terjang

Menilik pendidikan Arnault, ia tak memiliki latar belakang sebagai pebisnis.

Setelah lulus dari Lycée Maxence Van Der Meersch di Roubaix, Arnault diterima di École Polytechnique di Palaiseau dan lulus dengan gelar teknik pada tahun 1971.

Ayahnya, Jean Leon Arnault, lulusan École Centrale Paris, adalah seorang produsen dan pemilik perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel.

Setelah lulus, Arnault bergabung dengan perusahaan ayahnya.

Pada 1976, Arnault meyakinkan ayahnya untuk mengubah fokus perusahaan menjadi real estat.

Nama perusahaannya pun berubah menjadi Férinel yang mengembangkan spesialisasi dalam akomodasi liburan.

Tahun 1984, ia mulai merambah bisnis barang mewah dan berhasil menghidupkan kembali Christian Dior sebagai landasan organisasi baru.

Pada 1984, Arnault mengakuisisi Financière Agache, sebuah perusahaan barang mewah.

Ia pun mengambil alih perusahaan tekstil yang nyaris bangkrut bernama Boussac Saint-Frères.

Itulah awal mula Arnault menguasai Christian Dior milik Boussac. Baru setelah itu ia menciptakan grup LVMH, yang dihasilkan dari merger antara dua perusahaan.

Baca juga: Mengapa Banjir di Venesia Menjadi Perhatian Dunia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com