Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang Dua Hari ke Depan

Kompas.com - 21/11/2019, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang, kilat/petir di beberapa wilayah Indonesia, Kamis (21/11/2019).

Menurut Kepala Humas BMKG Ahmad Taufan Maulana, potensi hujan lebat dan angin kencang tersebut diprediksi akan terjadi selama tiga hari, mulai Kamis-Sabtu (21-23 November 2019).

Dari hasil pantauan BMKG, terdapat massa udara basah di lapisan rendah terkonsentrasi di sebagian besar Sumatera, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.

Hal tersebut juga terjadi di sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian Tengah, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Papua.

"Daerah yang memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang/kuat terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu," ujarnya seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/11/2019).

Selain daerah di atas, area Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Papua juga diprediksi memiliki potensi konvektif dari faktor lokal dengan nilai indeks labilitas atmosfer sedang/kuat.

Pada hari ini (21/11) wilayah yang berpotensi hujan lebat ialah Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah.

Sementara untuk esok hari, Jumat (22/11) wilayah yang berpotensi hujan lebat adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.

"Hujan lebat juga terjadi di Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah pada Sabtu (23/11)," katanya lagi.

Baca juga: Waspada, Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Wilayah Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Ratusan Kerbau di OKI Mati Terkena Penyakit Ngorok, Apa Itu?

Tren
Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Kronologi Dua Pengunjung Ragunan Tertimpa Dahan Pohon, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Tren
5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

5 Fakta Pengemudi Fortuner Arogan Ditangkap, Ternyata Adik Pensiunan TNI

Tren
Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Dubai Banjir, KJRI Berikan Bantuan ke WNI yang Terjebak di Bandara

Tren
Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Rincian Harga Paket Layanan eSIM XL, Paling Murah Rp 40.000

Tren
Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Warganet Soroti Persyaratan Rekrutmen PT KAI, Disebut Pakai Standar Tinggi

Tren
OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

OJK Terbitkan Daftar 537 Pinjol Ilegal per 31 Maret 2024, Berikut Rinciannya

Tren
Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Perempuan Brasil Bawa Mayat dengan Kursi Roda ke Bank untuk Buat Pinjaman

Tren
KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee 2024, Ini Syarat, Kriteria Pelamar, dan Tahapannya

Tren
Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Kata Media Asing soal Gunung Ruang Meletus, Soroti Potensi Tsunami

Tren
Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Tren
Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Apakah Info Penghasilan di Laman SSCASN Hanya Gaji Pokok? Ini Kata BKN

Tren
Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Terkenal Gersang, Mengapa Dubai Bisa Dilanda Banjir Besar?

Tren
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi di Sulawesi Utara Ditutup 3 Jam

Tren
Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Puncak Hujan Meteor Lyrids 21-22 April 2024, Ini Cara Menyaksikannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com