KOMPAS.com - Film animasi Frozen II mulai tayang di bioskop Indonesia. Tayangan kartun yang menceritakan kisah Putri Elsa, Anna, Olaf, Sven, dan Kristoff ini kembali dengan petualangan baru.
Sebelumnya, kartun Frozen sudah beredar dan digandrungi masyarakat. Tak hanya orang dewasa, dalam seri pertamanya, tayangan Frozen digandrungi anak-anak.
Namun ternyata, tidak semua jenis kartun cocok ditonton, khususnya bagi anak-anak di usia pra-sekolah.
Dalam studi berjudul The Immediate Impact of Different Types of Television on Young Children's Executive Function, yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, dijelaskan efek menonton kartun tertentu pada anak berusia 4 tahun.
Baca juga: Studi: SpongeBob Squarepants Pengaruhi Fokus dan Kontrol Diri Anak
Penelitian ini menjelaskan bagaimana dua buah tayangan animasi berbeda memengaruhi beberapa kemampuan anak-anak, seperti keterampilan dalam dalam memperhatikan, menyelesaikan masalah, fokus, dan kemampuan lainnya.
Adapun acara kartun yang harus ditonton anak-anak tersebut adalah SpongeBob Squarepants serta tayangan pendidikan berjudul Caillou.
Hasilnya, anak-anak yang menonton kartun dengan dengan yang berjalan lambat mendapatkan nilai tinggi dalam hal fokus dan pengendalian diri.
Para peneliti menyimpulkan bahwa hanya sembilan menit menonton kartun televisi yang bergerak cepat memiliki efek negatif langsung pada fungsi otak eksekutif anak berusia 4 tahun.
Ini karena, tayangan kartun Spongebob Squarepants mengalami perubahan adegan setiap 11 detik. Selain itu, animasi tersebut juga menyajikan gambar dengan degan yang cepat.
Perubahan adegan yang cepat ini disebuat tidak sesuai dengan perkembangan anak-anak, khususnya bagi mereka yang berusia 4 tahun.
Dengan demikian, perubahan adegan yang terlampau cepat pada tayangan animasi dapat memengaruhi fokus dan kontrol diri.
Hal ini kemudian menunjukkan, kebiasaan menonton televisi tidak menyebabkan gangguan, namun jenis tayangan yang ditonton.
Selain itu, publikasi lain berjudul Modifying Media Content for Preschool Children: A Randomized Controlled Trial yang diterbitkan di jurnal Pediatric mengungkapkan, kartun yang memperlihatkan konten kekerasan dan kartun pro-sosial dapat memengaruhi anak-anak bahkan di usia yang sangat muda.
Para periset meneliti lebih dari 500 keluarga yang memiliki anak-anak berusia antara 3 hingga 5 tahun dengan kebiasaan menonton televisi sekitar 4 jam per hari.
Kemudian para peneliti membagi keluarga tersebut secara acak menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
Baca juga: INFOGRAFIK: Efek Menonton Kartun Pada Anak