KOMPAS.com - Penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar dalam produksi tahu di Desa Tropodo dan Desa Bangun, Jawa Timur menjadi sorotan dunia.
Pasalnya, meski sekilas pembakaran sampah plastik ini seperti menyelesaikan perkara sampah sekaligus membuat energi untuk produksi tahu, tapi hal ini menimbulkan masalah baru.
Organisasi non profit Internasional Pollutans Elimination Network (IPEN) menyebut, pembakaran sampah plastik secara terbuka tersebut berbahaya karena bisa menyebabkan timbulnya bahan kimia berbahaya.
Kabar buruknya lagi, zat kimia tersebut kemudian bisa mengkontaminasi tahu yang diproduksi.
Salah satu zat kimia paling berbahaya yang dihasilkan adalah dioksin. Zat ini disebut sebagai salah satu pemicu penyakit kanker, parkinson, hingga cacat lahir.
Ini membuktikan bahwa pembakaran tidak tepat dilakukan untuk mengelola sampah plastik. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengolah limbah plastik yang setiap hari jumlahnya bertambah?
Simak selengkapnya dalam infografik berikut ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.