Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kunjungan Bersejarah Anwar Sadat ke Israel

Kompas.com - 19/11/2019, 05:33 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 42 tahun yang lalu, Presiden Mesir Anwar Sadat melakukan kunjungan bersejarah ke Israel pada 19 November 1977.

Kunjungan itu sekaligus menempatkannya sebagai pemimpin Arab pertama yang mengunjungi Israel.

Ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan berbicara di depan parlemen Israel, Knesset untuk membicarakan rencana damai antara Mesir dan Israel.

Kunjungan tersebut juga menjadi cikal bakal terwujudnya perjanjian damai Camp David antara Mesir dan Israel pada tahun 1978.

Sebagai ganjaran atas langkah damai yang dilakukan Sadat, Presiden Mesir itu pun meraih Nobel Perdamaian di tahun 1978, bersama dengan Menachem Begin.

Baca juga: Israel Klaim 1 Lagi Komandan Jihad Islam dan Keluarganya Tewas dalam Serangan

Anwar Sadat

Anwar Sadat, merupakan presiden ketiga Mesir, menggantikan posisi Gamal Abdel Nasser yang meninggal di tahun 1970.

Ketika menjabat sebagai presiden, Sadat menghadapi situasi kacau akibat kekalahan negara Arab dari Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Selain mengalami kerugian materi, perang 1967 membuat negara Arab mengalami krisis kepercayaan diri.

Akibat kekalahan itu, Mesir terpaksa merelakan Semenanjung Sinai jatuh ke tangan Israel, Suriah harus kehilangan Dataran Tinggi Golan, dan Palestina harus menyerahkan sebagian besar wilayahnya ke Israel.

Tak hanya itu, kekalahan itu juga menjadi ujian besar bagi nasionalisme Arab yang sedang mengalami masa keemasannya.

Dikenal sebagai orang dekat Nasser, sikap Sadat justru sangat bertolak belakang dengan Nasser.

Sikap Nasser yang sangat memusuhi Barat dan Israel, tak terlihat sama sekali di era Sadat.

Di awal kepemimpinannya, Sadat berinisiatif untuk mengambil jalur damai dengan Israel agar Semenanjung Sinai kembali ke pangkuan Mesir.

Namun, inisiatif itu pun ditolak Israel. Menanggapi penolakan itu, Mesir bekerja sama dengan Suriah untuk melancarkan serangan dalam Perang Yom Kippur pada tahun 1973.

Camp David

Meski mengalami kekalahan, kepercayaan diri negara Arab mulai kembali karena berhasil menguasai kembali beberapa wilayah di Semenanjung Sinai.

Setelah perang itu, Sadat kembali mengambil inisiatif damai dengan Israel untuk mengembalikan wilayah Semenanjung Sinai.

Kunjungannya ke Israel di tahun 1977 mendapat sambutan postif dari Barat, khususnya Presiden Amerika Serika Jimmy Carter.

Jimmy Carter pun menjadi mediator damai antara Anwar Sadat dan Menachem Begin yang menghasilkan Perjanjian Camp David.

Setelah perjanjian itu, Semenanjung Sinai secara bertahap kembali ke pangkuan Mesir.

Perjanjian itu mengubah peta politik di Timur Tengah dan status Mesir di mata negara Arab lainnya.

Akibatnya, Mesir sempat diusir dari keanggotaan Liga Arab pada tahun 1979 hingga 1989.

Sadat dianggap mengkhianati orang Arab yang berjuang melawan penjajahan Israel di Palestina.

Bumerang

Tak hanya soal sikap dengan Barat, hal berbeda yang dilakukan oleh Sadat adalah memberi ruang bagi kelompok kanan yang sebelumnya disisihkan oleh Nasser.

Namun, sikapnya itu justru menjadi bumerang baginya.

Anwar Sadat terbunuh di tangan kelompok al-Jihad yang menentang perjanjian Camp David.

Ia dibunuh pada saat menonton parade militer untuk memperingati Perang Yom Kippur 1973.

Empat orang pria bersenjata melompat dari kendaraan militer dan menuju ke arah Anwar Sadat.

Mereka memberondongnya dengan peluru dari jarak dekat. Sadat pun dinyatakan meninggal dua jam kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peran Harvey Moeis dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Peran Harvey Moeis dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Tren
Pengumuman SNBP ITB Berubah dari Tak Lolos Menjadi Lolos, Ini Kata ITB

Pengumuman SNBP ITB Berubah dari Tak Lolos Menjadi Lolos, Ini Kata ITB

Tren
Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini

Tren
Es Teh Vs Teh Hangat, Mana yang Lebih Baik Diminum Saat Buka Puasa?

Es Teh Vs Teh Hangat, Mana yang Lebih Baik Diminum Saat Buka Puasa?

Tren
Berapa Lama Bumi Akan Gelap Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Berapa Lama Bumi Akan Gelap Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024?

Tren
Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Alasan Timnas Amin Ingin Sri Mulyani dan Tri Rismaharini Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024

Tren
Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Gunung Marapi Meletus Lagi, Waspada Lontaran Batu Pijar di Radius 4,5 Kilometer

Tren
Profil Nicole Shanahan, Cawapres AS yang Digandeng Robert F. Kennedy Jr

Profil Nicole Shanahan, Cawapres AS yang Digandeng Robert F. Kennedy Jr

Tren
Cara Cek NISN Online untuk Keperluan Pendaftaran UTBK SNBT 2024

Cara Cek NISN Online untuk Keperluan Pendaftaran UTBK SNBT 2024

Tren
Fakta Kasus Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan 'Crazy Rich' PIK Helena Lim

Fakta Kasus Korupsi PT Timah, Seret Harvey Moeis dan "Crazy Rich" PIK Helena Lim

Tren
Han Kwang-Song, Mantan Pemain Juventus asal Korea Utara yang Pernah Hilang Misterius

Han Kwang-Song, Mantan Pemain Juventus asal Korea Utara yang Pernah Hilang Misterius

Tren
Apa Itu Karbohidrat? Berikut Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Apa Itu Karbohidrat? Berikut Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Tren
Profil PT Timah, Anak Perusahaan BUMN yang Terseret Korupsi Ratusan Triliun Rupiah

Profil PT Timah, Anak Perusahaan BUMN yang Terseret Korupsi Ratusan Triliun Rupiah

Tren
Duduk Perkara Kasus Korupsi Timah Ilegal yang Menyeret Harvey Moeis

Duduk Perkara Kasus Korupsi Timah Ilegal yang Menyeret Harvey Moeis

Tren
6 Alasan Tidak Dianjurkan Minum Es Teh Manis Saat Berbuka Puasa

6 Alasan Tidak Dianjurkan Minum Es Teh Manis Saat Berbuka Puasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com