Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Konsumsi Sayap dan Ceker Ayam Sebabkan Kanker

Kompas.com - 16/11/2019, 12:35 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Informasi tentang konsumsi sayap dan ceker ayam yang dapat memicu kanker kembali tersebar di media sosial, terutama Facebook.

Dari informasi yang beredar itu disebutkan, kedua bagian tubuh dari hewan konsumsi ini disebut mengandung banyak kandungan kimia dari hasil penyuntikan yang dilakukan selama masa diternakkan.

Namun, informasi ini dibantah oleh dokter spesialis kanker dan menyebutkan bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Sejumlah akun di Facebook mengunggah informasi yang menyebut mengonsumsi sayap dan ceker ayam dapat memicu kanker.

Berikut narasi lengkap yang disebarluaskan oleh akun-akun tersebut:

[SEKILAT INFO KESEHATAN]

"SAYAP & CEKER AYAM ? "

Entah Anda sudah menikah atau belum menikah, maka perempuan harus berhati². Baru² ini artis Tionghoa Xia Yi divonis tumbuh LISTS dalam rahim (kista coklat) dan Hu Qing Wen melakukan operasi tumor yg penuh dengan darah, dan darahnya berwarna hitam gelap. Mereka berpikir bahwa setelah operasi akan sembuh, tetapi hanya beberapa bulan kambuh lagi, sehingga akhirnya mereka melakukan konsultasi ke ginekolog.

Dokter Ginekolof tsb kemudian bertanya : "Apakah Anda suka makan sayap ayam, dia sangat terkejut ?

"Loh, koq dokter bisa tahu kesukaanku ?

"Hormon pertumbuhan (growth-hormone) ayam ataupun antibiotiknya, selalu diinjeksi di bagian sayap, atau leher ayam. Sementara kaki Ayam tempat menimbun "end product" antibiotik dan turunan "second hormonal" Dokter tsb meneruskan : Karena itu kegemaran makan sayap ayam atau kaki, akan serta merta menambah sekresi hormon bagi wanita. Akibatnya "second hormonal" tsb akan terakumulasi menjadi TOXIN yg ujung²nya menjadi karsinogen, sehingga wanita pengkonsumsi SAYAP + KAKI ayam sangat rentan terkena kanker yg berkenaan dengan kelenjar hormonal seperti : kanker rahim, cervix dan payudara. Oleh karena itu, kami menyarankan Anda jangan "banyak" mengkonsumsi sayap ayam atau kakinya.

Saat ini 80% wanita memiliki fibroid rahim dan mudah untuk mendapatkan kista coklat tersebut.

Ketika Anda menerima pesan ini, Apa yg akan Anda lakukan ? Meneruskannya kepada teman dan keluarga di sekitar (teman² terutama perempuan). Atau end-chat dan skeptis ? Ekspektasi saya : Jika di friend-list anda ada 851 kontak, cukup 10 orang saja yg men-share ulang, sehingga minimal juga ada 10 orang yg baca. Snow ball effect, siapa tau di kelipatan kesekian ada yg TERTOLONG Karena anda peduli... indahnya berbagi..

Benarkah informasi tersebut?

Penelusuran Kompas.com

Jika ditelusuri lebih lanjut, informasi seperti ini sudah berulang kali disebarkan, bahkan sejak tahun 2014.

Dua tahun berselang, pada 2016, informasi yang sama kembali tersebar, dan terulang pada September-November tahun ini.

Tak hanya di Indonesia, informasi mengenai konsumsi sayap ayam bisa memicu kanker juga tersebar di negara lain, salah satunya di Amerika Serikat sejak tahun 2004.

Hal ini seperti dimuat media cek fakta Snopes.

Penggunaan bahan-bahan kimia pada unggas hingga tumbuh lebih besar dan cepat menjadi hal yang banyak dicurigai dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan manusia.

Departemen Ilmu Peternakan North Carolina State University (UNC) mencatatnya sebagai mispersepsi masyarakat menanggapi keberadaan ayam yang lebih besar dari yang ada sebelumnya.

Mereka berpikir bahwa unggas-unggas itu mendapat suntikan hormon tertentu.

Padahal, itu merupakan hasil rekayasa genetika yang sudah dilakukan untuk kepentingan industri unggas agar berjalan lebih optimal dan sama sekali tidak membahayakan kesehatan.

Dalam sebuah penelitian dari Divisi Pertanian University of Arkansas disebutkan, ayam yang dikonsumsi di Amerika tidak diberikan suntikan steroid untuk mempercepat pertumbuhannya.

Selama belasan tahun, ayam sudah dikembangbiakkan sedemikian rupa sehingga tumbuh dengan lebih besar, cepat, dan dengan pakan yang lebih sedikit.

Badan obat-obatan dan makanan Amerika, Food and Drugs Administration (FDA) menyatakan, kadar residu hormon yang terdapat dalam hewan-hewan konsumsi ada di ambang batas aman sehingga tidak akan menimbulkan efek apa pun pada manusia.

Jika memang harus menggunakan hormon yang membantunya tumbuh lebih besar, maka itu harus dilakukan dengan cara disuntik.

Namun, cara ini harus dilakukan secara teratur dan akan merepotkan para peternak.

Selain itu, FDA sudah melarang penggunaan hormon tersebut pada unggas sejak tahun 1960.

Penjelasan dokter

Mengonfirmasi informasi yang berkembang di Facebook, Kompas.com menghubungi dokter spesialis onkologi RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, dr. Walta Gautama, Sp.B(k) Onk.

Dokter Walta menegaskan, informasi itu hoaks.

"Itu hoaks, penyuntikan hormon untuk ayam potong sudah dilarang sejak 1970, jadi yang disuntikkan adalah vaksin," kata dia saat dihubungi via pesan tertulis, Sabtu (16/11/2019).

Ia menjelaskan, jika memang ayam mengandung bahan kimia akibat suntikan yang diberikan, maka bagian yang akan terkontaminasi tidak hanya sayap dan cekernya.

"Apa yang disuntikkan tentu akan diolah seluruh badan dan tidak cuma dideposit di bagian tubuh tertentu seperti sayap dan ceker," ujar dr. Walta.

Dokter ahli bedah onkologi ini juga mengatakan, jika ayam potong itu tumbuh besar dan lebih cepat karena hasil rekayasa genetika, maka tidak membahayakan.

"Sama seperti dulu padi hanya bisa dipanen setahun sekali sekarang 3-4 kali setahun. Demikian juga kelapa untuk kopra dibuatlah kelapa hibrida yang tumbuhnya tidak tinggi-tinggi sehingga mudah dipanen," jelas dia.

Kesimpulan

Dari hasil penelusuran Kompas.com dan konfirmasi kepada ahli, maka informasi bahwa konsumsi ayam dan ceker bisa memicu kanker merupakan hoaks.

Ahli juga mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima beragam informasi yang beredar, terutama berkaitan dengan kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Mengenal Satyalancana Karya Bhakti Praja yang Akan Diberikan Jokowi ke Gibran dan Bobby

Tren
Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Alasan Ganjar-Mahfud Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden

Tren
Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Badan Gampang Gatal dan Ruam padahal Sudah Mandi, Ini Penyebabnya

Tren
Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Jokowi Akan Berikan Satyalancana kepada Gibran dan Bobby, Ini Alasannya

Tren
Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Daftar Partai Koalisi Prabowo-Gibran Usai Ditetapkan Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Tren
Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Tren
Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com