Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Perundingan Linggarjati

Kompas.com - 15/11/2019, 05:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 73 tahun lalu, tepatnya 15 November 1946, perundingan Linggarjati antara Indonesia-Belanda berakhir.

Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, secara de facto, Belanda mengakui Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.

Kedua negara juga sepakat nantinya akan membentuk Republik Indonesia Serikat.

Proses perundingan

Selama enam hari, kedua delegasi Indonesia dan Belanda beradu diplomasi di meja perundingan yang berlangsung sejak 10 November 1946.

Pihak Indonesia berusaha untuk mempertahankan "bayi republik" yang baru berumur satu tahun.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peluncuran Apollo 12, Misi Pendaratan Kedua di Bulan

Sementara itu, pihak Belanda memperlihatkan bahwa pemerintahannya masih setengah hati melepas negeri bekas jajahannya.

Meski menjadi negara jajahan Belanda, delegasi Indonesia tak nampak seperti negara bekas jajahan di depan perundingan.

Yang ada hanyalah dua bangsa merdeka yang tengah beradu strategi diplomasi.

Dalam artikel "45 Tahun Lalu Perundingan Linggarjati" yang dimuat di Harian Kompas, 8 November 1991, yang ditulis Suganda, disebutkan bahwa Bung Karno dan rombongan datang ke Cirebon, kemudian Kuningan pada 10 November 1946.

Tidak diketahui secara pasti alasan Syahrir memilih Linggarjati, Kuningan, sebagai tempat pertemuan bersejarah itu.

Namun, disebutkan bahwa panorama indah dan udara sejuk kaki Gunung Ciremai diharapkan bisa meredam otak yang tengah memanas.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn dengan anggota HJ van Mook.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Nevado del Ruiz Mengubur Kota di Kolombia

Pada akhirnya, naskah perundingan itu disebut "Persetujuan Linggarjati" karena baru memaraf naskah itu.

Menurut Abdurrachman Surjomihardjo dalam artikelnya "Makna Sejarah Perjanjian Linggarjati" yang dimuat di Harian Kompas, 20 Maret 1992, perjanjian ini dapat dipandang sebagai waktu "istirahat untuk bernapas" bagi Indonesia yang tengah menghadapi pergolakan dahsyat.

Bagi Belanda, persetujuan Linggarjati digunakan untuk melaksanakan kebijaksanaannya sendiri setelah tentara Inggris pergi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com