KOMPAS.com - Hari ini 34 tahun lalu gunung berapi aktif dan tertinggi di Pegunungan Andes, Kolombia meletus, memuntahkan campuran keras abu panas dan lahar ke atmosfer.
Letusan Nevado del Ruiz tahun 1985 adalah bencana alam terburuk di Kolombia serta bencana vulkanik paling mematikan kedua di dunia pada abad ke-20.
Melansir History, letusan ringan tersebut menyebabkan serangkaian aliran lava memenuhi keluar dan memenuhi permukaan gunung.
Kurang dari tiga jam kemudian, bumi bergemuruh ketika lumpur yang menjulang setinggi hampir 30 meter menyapu pedesaan dan beberapa kota di sekitarnya.
Salah satu Kota yang terdampak paling parah adalah Armero, di mana 70 persen penduduknya meninggal dunia. Secara keseluruhan, aliran lumpur dan lahar ini menewaskan lebih dari 23.000 orang. Banjir juga melukai lebih dari 5.000 orang serta menghancurkan 5.000 rumah.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 19 Orang Meninggal dalam Insiden Santa Cruz, Timor Leste
Menurut laman Earth Magazine, meski letusan Gunung Nevado del Ruiz tidak dianggap sebagai letusan besar, namun panasnya lahar yang bercampur dengan lelehan es yang mencair dari gletser yang menutupi gunung mampu berubah menjadi bencana yang mematikan.
Munculnya aliran lava itu menyebabkan cairnya es di puncak gunung. Campuran, es, air, dan batu apung kemudian membentuk lahar dan mengalir dari puncak dan sisi gunung berapi.
Aliran itu akhirnya membanjiri lembah sungai di sekitar Ruiz. Tak cukup sampai di situ, lahar dari puncak dan sisi gunung lalu bergabung dengan aliran sungai dan membentuk banjir besar serta tanah longsor. Kondisi ini diperburuk dengan adanya hujan lebat.
Lahar bercampur lumpur tersebut lalu mengalir dengan kecepatan 30 kilometer per jam. Banjir juga diperparah dengan banyaknya pohon, endapan, dan material yang turut serta.
"Kita sekarang tahu, bahwa letusan yang relatif kecil di gunung berapi salju dan es yang tinggi dapat menghasilkan lahar yang mengancam populasi puluhan kilometer jauhnya," kata ahli geologi Jeffrey Marso.
Sebelumnya, Gunung Nevado del Ruiz atau Ruiz memang diketahui aktif. Pada November 1984, para pendaki di gunung melaporkan adanya gas yang muncul dari kawah puncak.
Lalu pada bulan Desember, tiga gempa bumi terasa dalam jarak 20 hingga 30 kilometer dari Ruiz. Kemudian pada 11 September 1985, Ruiz mengeluarkan gas dan uap saat erupsi freatik selama tujuh jam, tetapi tidak ada erupsi magmatik yang terjadi.
Namun, hal itu menarik perhatian pemerintah, yang mulai mengembangkan rencana tanggap darurat. Para ilmuwan mulai bekerja untuk mengembangkan rancangan peta bahaya vulkanik.
Pukul 3 sore pada 13 November 1985, Ruiz telah memberikan tanda berupa uap dan gas dalam letusan freatik lainnya. Namun setelah itu, gunung tersebut kembali normal yang diikuti dengan hujan deras.
Kondisi ini memang telah sering terjadi sehingga membuat warga tidak mengenali potensi bahanya. Bahkan, selang satu tahun setelah gunung tersebut aktif kembali, tidak ada letusan besar yang terjadi.