Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesehatan Nasional, Terawan Soroti Layanan Kesehatan dan Stunting

Kompas.com - 12/11/2019, 16:44 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN). Tahun ini, diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional yang ke-55.

Adapun topik yang diangkat sebagai tema dari Hari Kesehatan Nasional 2019 adalah Generasi Sehat, Indonesia Unggul.

Tujuan dari peringatan HKN ke-55 adalah sebagai pengingat publik bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya akan terwujud apabila semua komponen bangsa dapat berperan serta dalam upaya kesehatan.

Upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional di pusat dilaksanakan pagi ini (12/11/2019), dipimpin Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto di lapangan Gedung Sujudi, Kementerian Kesehatan.

Dari sambutan yang diberikan, Menteri Kesehatan bangga atas capaian dalam pembangunan kesehatan. Namun, ia menyoroti isu-isu yang harus diwaspada seperti stunting, jaminan kesehatan nasional (JKN), penyediaan pelayanan dan kesehatan, harga obat hingga alat kesehatan dalam negeri.

Baca juga: Berawal dari Wabah Malaria, Ini Sejarah Hari Kesehatan Nasional

Stunting sempat menjadi masalah kesehatan yang sangat disorot di Indonesia. Berdasarkan riset tahun 2013, prevelensi balita stunting di Indonesia mencapai angka 37,8 persen.

Hingga tahun 2019, dengan upaya-upaya dan koordinasi antar pihak, prevelensi balita stunting berubah menjadi 27,67 persen.

Kondisi tersebut menunjukkan telah adanya penurunan sebesar 10 persen dalam 6 tahun terakhir, tetapi stunting dinilai masih menjadi permasalahan serius di masyarakat.

Menkes juga mendorong dilakukannya upaya inovasi di bidang layanan kesehatan. Inovasi yang dimaksud bertujuan untuk melakukan efisiensi tindakan-tindakan yang mahal dengan terobosan-terobosan baru.

"Strategi pembangunan kesehatan yang kita bangun melalui penguatan akses pelayanan kesehatan dan penyediaan biaya melalui JKN, Germas, Indonesia Sehat, PIS-PK, dan Nusantara Sehat," tutur Menteri Kesehatan Terawan dalam sambutannya di Hari Kesehatan Nasional ke-55.

Sementara, kegiatan HKN dirancang untuk merangkul masyarakat, dunia usaha, profesional, mitra, organisasi dan tokoh masyarakat. Dengan adanya rangkaian kegiatan ini, diharapkan semua sektor akan semakin sadar pentingnya pembangunan kesehatan.

Adapun rangkaian kegiatan HKN ke 55 di pusat terdiri atas pengabdian masyarakat, kegiatan ilmiah, olahraga dan lomba, pameran dan family gathering, publikasi dan penghargaan, upacara dan tabur bunga, serta acara puncak.

Sedangkan rangkaian kegiatan HKN 55 di daerah dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HKN mulai diperingati pada tahun 1964.

Sejarah diperingatinya HKN berawal dari kejadian sekitar tahun 1950-an. Saat itu, terjadi wabah malaria yang banyak dialami masyarakat Indonesia hingga menelan ratusan ribu korban jiwa.

Baca juga: Hari Kesehatan Nasional, Ada 2 Isu Kesehatan Utama bagi Kemenkes

Pemerintah kemudian melakukan upaya pembasmian malaria dengan membentuk Dinas Pembasmian Malaria tahun 1959.

Kemudian pada bulan Januari 1963, namanya berubah menjadi Komando Operasi Pembantasan Malaria (KOPEM). Pemerintah RI kemudian bekerja sama dengan WHO dan USAID, merencanakan pada tahun 1970 malaria dapat dibasmi sepenuhnya.

Pembasmian wabah tersebut dilakukan menggunakan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT). Insektisida ini disemprotkan secara masal ke rumah-rumah warga di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung.

Penyemprotan dilakukan secara simbolis oleh Presiden Soekarno pada tanggal 12 November 1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan penyemprotan DDT dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.

Lima tahun setelahnya, sekitar 63 juta penduduk telah mendapat perlindungan dari penyakit malaria. Kemudian, tanggal 12 November 1964, keberhasilan pemberantasan malaria diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang pertama.

Hal ini kemudian menjadi titik kebersamaan seluruh komponen bangsa dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

11 Buah dan Sayuran Berikut Bisa Memperpanjang Umur, Termasuk Alpukat

Tren
Situs Batu Naga

Situs Batu Naga

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 25-26 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

[POPULER TREN] Profil Mooryati Soedibyo, Praktisi Soroti Lowker untuk Lansia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com