Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Perang Dunia I

Kompas.com - 11/11/2019, 15:42 WIB
Rosiana Haryanti,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber History

Kemudian, Sepanjang 1916, Jerman dan Inggris saling melancarkan serangan di front barat. Namun, tak satu pun yang sukses memukul mundur lawannya.

Adapun di fornt timur, Jerman sukses membombardir Rusia karena buruknya pengorganisasian militer negara itu.

Hasilnya, Rusia menderita kekalahan berat. Negeri Beruang Merah itu juga direpotkan dengan munculnya Revolusi Bolshevik setelah tergulingnya Tsar beserta keluarganya.

Tekanan ini lalu membuat Rusia terpaksa menekan perjanjian damai dengan jerman sekaligus keluar dari peperangan.

Baca juga: Perjalanan Masker Gas, Dapatkan Paten hingga Efektif Saat Perang Dunia I

Namun, mundurnya Rusia membuat Jerman mengalihkan serangan ke front timur pada Maret 1918. Serangan tersebut lalu mampu dihalau oleh Sekutu yang saat itu melibatkan pasukan Amerika Serikat.

Pada akhirnya, Jerman mengalami kekalahan. Para perwiranya menawarkan gencatan senjata pada 28 September 1918.

Tawaran ini disambut oleh Kekaisaran Austro-Hongaria yang juga menawarkan hal serupa pada 4 November 1918. Kemudian sehari setelahnya, Kaisar Jerman turun takhta, dan membuat negeri itu meneken perjanjian serupa pada 11 November 1918.

Belum benar-benar berakhir

Meski perjanjian perdamaian telah ditandatangani pada tanggal 11 November, namun ternyata hal itu belum membuat perang benar-benar berakhir.

Laman History of Government dari Pemerintah Inggris menyebutkan, saat itu hanya terjadi gencatan senjata. Adapun Perjanjian Versailles berlaku dalam jangka waktu 36 hari. Setelah itu, perjanjian gencatan senjata itu harus diperbarui.

Baca juga: Ini 8 Senjata Paling Mematikan dalam Perang Dunia I

Entente atau persekutuan tiga negara, Rusia, Britania Raya, dan Perancis telah menyetujui gencatan senjata dengan Bulgaria pada 29 September.

Ottoman juga menyetujui penghentian perang pada tanggal 30 Oktober, sementara Pemerintah Austro-Hongaria menyetujui gencatan senjata pada 3 November.

Setelah itu, berturut-turut beberapa negara mulai menghentikan perang dengan Jerman yang menjadi negara terakhir untuk mengumumkan gencatan senjata.

Gencatan senjata dengan Jerman disepakati dan mulai berlaku pada tanggal 11 November pukul 11.00. Namun ternyata, beberapa pertempuran masih terjadi setelah penandatanganan perjanjian.

Komandan Pasukan Ekspedisi Amerika, Jenderal John Pershing tidak menyetujui adanya rencana perdamaian itu.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Wilhelm II, Kaisar Terakhir Jerman di Perang Dunia I

Sebelum penandatanganan dilakukan pukul 11.00, dia memerintahkan pasukannya untuk terus menyerang dan tidak mengindahkan perintah untuk menghentikan perang sebelum pukul 11.00

Alhasil, pada 11 November saja, sebanyak 11.000 orang tewas, hilang, dan cedera. Dari jumlah itu, lebih dari 3.500 orang di antaranya adalah warga Amerika Serikat.

Akibat dari hal ini, Pershing harus menghadapi sidang kongres dan menjelaskan mengapa ada banyak kematian ketika gencatan senjata sudah diketahui sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com