Non rasional menurut Bagong adalah mencari penyelesaian diluar tindakan yang masuk akal atau rasional.
"Bila pelamar CPNS mencari dan menggunakan jimat, ya karena dalam pandangan mereka melamar menjadi pegawai negeri itu dianggap sebagai momen yang penuh dengan ketidakpastian," kata Bagong saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/11/2019).
"Kalo rasional ya mestinya belajar secara giat, belajar menekuni soal-soal tentang CPNS itu sendiri," imbuhnya.
Baca juga: Selain di Madiun, Panitia Seleksi CPNS Temukan Jimat di Dua Lokasi Ini
Hal inilah yang membuat Sunu juga menyatakan bahwa budaya penggunaan jimat ataupun hal-hal mistik lain tidak dapat dikikis habis.
"Masyarakat kita kan seperti ini, yang sudah sangat literate, yang sangat berpendidikan banyak, tapi yang belum juga banyak. Yang menjadi problem adalah, ketika yang sudah terdidik pun terpengaruh dengan cara-cara seperti itu karena terpengaruh oleh cerita-cerita yang gak-gak," papar Sunu.
Menurut Sunu, pengaruh cerita-cerita mistik jauh lebih kuat daripada ilmu pengetahuan yang diperoleh seseorang.
Akan tetapi, ia memprediksi bahwa anak-anak muda ke depannya akan meninggalkan cara-cara seperti itu. Namun, budaya tersebut tetap tidak dapat dikikis jika dilihat pada banyaknya kasus orang-orang terdidik yang masih terpengaruh oleh hal-hal tersebut.
Lebih lanjut, Bagong menyebut, penggunaan jimat ini juga menjadi cara mereka (pelamar CPNS) untuk menenteramkan suasana hati.
Dia menegaskan, dalam pandangan mereka yang membawa jimat, benda tersebut dapat memberikan suatu dampak tersendiri.
Ia juga berpendapat, bahwa menggunakan jimat adalah sebagai bentuk ketidakpercayaan atas situasi yang penuh dengan ketidak pastian.
Fenomena membawa jimat ini menurutnya sama halnya dengan mencari kesembuhan melalui pengobatan alternatif.
"Hal ini seperti perilaku manusia dalam mencari kesembuhan ketika sedang sakit," kata dia.
Seharusnya, orang yang sedang sakit adalah mencari kesembuhan melalui tindakan medis.
Namun, ketika medis dianggap tidak bisa menyembuhkan, orang-orang akhirnya memutuskan pergi ke pengobatan alternatif yang biasanya juga non rasional.
"Seperti halnya dalam kasus CPNS ini, saya kira sama saja," ujar dia lagi.
Baca juga: Peserta Tes CPNS di Madiun Bawa Jimat Untuk Perlancar Kerjakan Soal