Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Otopsi Kucing Viral Positif Dicekoki Ciu, Ini Bahaya Alkohol pada Hewan

Kompas.com - 08/11/2019, 19:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang menunjukkan seekor kucing dicekoki minuman oleh seorang pemuda.

Video tersebut beredar luas di masyarakat pada 18 Oktober 2019 lalu.

Awalnya, pelaku mengaku cairan yang diberikan kepada kucing tersebut bukanlah ciu, melainkan air kelapa.

Namun, dari hasil autopsi pihak Kepolisian beserta tim laboratorium forensik Polda Jawa Timur ditemukan adanya alkohol dalam tubuh kucing tersebut.

Baca juga: Terungkap, Hasil Autopsi Kucing yang Dicekoki Ciu Positif Mati karena Alkohol

Bagi sebagian besar hewan peliharaan, terutama kucing, alkohol bisa meracuni tubuh mereka.

Alkohol bisa menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat hewan, membuat mereka mengantuk dan tidak terkoordinasi.

Alkohol juga membuat hewan kehilangan kesadaran, gagal bernapas dan berpotensi pada kematian.

Kucing yang terpapar alkohol juga bisa mengalamo penurunankadar gu;a darah yang mendatangkan kerusakan di otak. Bahkan, gula darah yang rendah bisa membuat hewan mengalami kejang.

Dokter hewan sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang Yeremia Yobellano Sitompul mengatakan, tingkat keparahan efek alkohol pada seekor kucing tergantung pada jumlah volume minuman keras yang terminum.

Menurutnya, jika jumlah ciu yang terminum oleh kucing cukup besar dan tentunya memiliki pengaruh yang besar pula.

"Misal berat badan kucing yang di video 5 kilogram, minum 200 mililiter yang setara satu gelas ciu. Secara kasar matematis untuk manusia dengan berat 50 kilogram saja seperti minum 10 gelas," ujar dia.

Baca juga: Meski Bukan Ciu, Ini Bahaya Memberi Minum Paksa pada Kucing

Pertolongan

Lalu, apa yang harus kita lakukan saat hewan peliharaan kita terpapar alkohol?

Jika hewan peliharaan kita terpapar alkohol, segera bawa mereka ke dokter hewan atau pusat darurat hewan.

Jenis perawatan yang diberikan dokter hewan bisa bervariasi berdasarkan gejala, studi laboratorium, dan seberapa banyak alkohol yang dikonsumsi oleh hewan tersebut.

Dokter hewan mungkin akan mengukur jumlah alkohol dalam darah hewan dan memeriksa parameter darah lainnya sebelum memulai perawatan yang tepat.

Beberapa hewan peliharaan mungkin tidak memerlukan perawatan jika jumlah alkohol yang mereka konsumsi sedikit.

Jika alkohol yang dikonsumsi terlalu banyak, dokter biasanya akan memberi arang aktif untuk menyerap alkohol bersama dengan cairan intravena.

Hewan peiharaan dengan detak jantung yang sangat lambat karena paparan alkohol mungkin perlu menggunakan ventilator.

Kabar baiknya, sebagian besar kasus keracunan alkohol pada hewan peliharaan berhasil diatasi jika pengobatan dilakukan sedari awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Tren
Amankah Bayi yang Baru Lahir Dipijat? Ini Penjelasan Dokter dan IDAI

Amankah Bayi yang Baru Lahir Dipijat? Ini Penjelasan Dokter dan IDAI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com