Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Novel Baswedan Selalu Jadi Perhatian Publik?

Kompas.com - 06/11/2019, 13:46 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tengah ramai diperbincangkan publik.

Hal itu lantaran ada seorang warganet yang mengunggah sebuah video yang menunjukan Novel masih bisa melihat setelah disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 silam.

Melalui keterangan tertulis yang disampaikan kuasa hukumnya, Alghiffari Aqsa, Novel menjelaskan bahwa video itu diambil pada kurun waktu April-Juli 2017.

Novel mengatakan, saat itu ia belum menjalani operasi osteo odonto keratoprosthesis (OOKP).

Lantas kenapa yang berhubungan dengan Novel Baswedan selalu menjadi perbincangan publik.

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengatakan setidaknya ada beberapa hal yang dapat menjelaskan terkait fenomena tersebut.

Pertama adalah secara kebetulan, Novel berada di sebuah lembaga yang menjadi tumpuan harapan masyarakat tentang pemerintahan yang bersih, jujur, dan transparan yaitu KPK.

Baca juga: Mengenal Sosok Iwan Bule, Ketum PSSI yang Pernah Diperiksa Terkait Kasus Novel Baswedan

Novel sebagai simbol

"Kenapa dia (Novel) menjadi pembicaraan publik secara terus menerus, karena ini terkait dengan kehormatan dan kewibawaan KPK. Nah Novel ini adalah satu simbol dari penghormatan dan kewibawaan KPK itu sendiri," ujar Drajat saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/11/2019).

Menurut dia, sepanjang kasus Novel ini belum terselesaikan, maka semacam menjadi tanda bahwa KPK memang tidak perkasa, tidak punya wibawa yang begitu kuat.

Kendati penyelesaian tentang kasus Novel sudah diserahkan kepada kepolisian sebagai lembaga penegak hukum, ternyata sampai sekarang belum ada kejelasan.

Walaupun sebenarnya imbuh dia, sudah ada tuduhan-tuduhan bahwa ada jenderal yang terlibat, dan lain sebagainya, pada intinya kepolisian hingga saat ini belum bisa menuntaskan masalah ini.

"Jadi ini bukan tentang Novelnya sendiri, tapi ini merupakan simbol dari lembaga yang berada di balik Novel," ujar dia.

Lebih lanjut, ketika kepolisian tidak bisa menyelesaikan, maka yang mempunyai kekuatan besar adalah presiden.

Namun menurut dia, rupanya presiden tidak bisa menyelesaikan kasus ini, buktinya sampai sekarang tidak beres-beres.

"Inilah yang kemudian menjadi secara terus menerus sepanjang itu memang tidak clear, akan menjadi satu catatan tentang kejahatan di dalam negara, seperti kasus Munir. Akhirnya perhatian publik akan terus tertuju pada kasus-kasus yang belum terselesaikan itu," imbuhnya.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Foto Novel Baswedan di Bandara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com